HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menjamin bahwa hingga saat ini beberapa obyek wisata di seputar lereng Gunung Merapi aman dikunjungi meskipun intensitas guguran lava masih sering terjadi.
Hanya saja, pelaku wisata dan pengunjung agar selalu memantau perkembangan cuaca serta tidak melanggar jarak aman Gunung Merapi yang telah direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
“Obyek wisata di sekitar lereng Gunung Merapi masih aman dikunjungi. Bahkan, saat ini bisa menjadi momen yang baik sebagai wisata edukasi bagi anak sekolah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, Selasa (19/12/2023).
Baca Juga: Pemetaan Jalur Nataru Gunungkidul, 2 Jalur Alternatif Wisatawan Dinonaktifkan, Ini Jalurnya
Menurutnya, status siaga Gunung Merapi, terutama saat libur sekolah misalkan Natal dan Tahun Baru, menjadi hal yang menarik sebagai sarana belajar.
Siswa dapat belajar dengan melihat secara langsung kejadian saat gunung mengalami erupsi serta dampak yang ditimbulkan.
“Dengan jarak yang aman, siswa dapat belajar dan mengetahui langsung proses erupsi gunung berapi. Abu vulkanik tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga berermanfaat menyuburkan tanah. Itu dampak positifnya bagi siswa sekolah,” imbuhnya.
Ditegaskan Makwan, jajaran BPBD Sleman kerja sama dengan relawan akan memantau terus perkembangan aktifitas erupsi Gunung Merapi.
Baca Juga: Kecelakaan Tunggal, Mobil Oleng Tabrak Rumah Hingga Penumpang Meninggal Dunia, Ini Kronologinya
Melalui cara itu, maka wisatawan akan merasa tenang dan nyaman saat menikmati keindahan alam destinasi yang mereka tuju.
“Sekarang ini jamannya teknologi. Masyarakat dapat mendownload aplikasi “Simantap” milik BPBD Sleman. Maka akan didapatkan informasi terkini perkembangan situasi sekitar lereng Gunung Merapi,” terangnya.
Selain itu, pengelola wisata agar menyediakan masker untuk mengantisipasi apabila terjadi hujan abu akibat erupsi Gunung Merapi.
Diprediksi, pada akhir Desember hingga Januari, angin bertiup ke arah Tenggara, sehingga kemungkinan wilayah Klaten dan Sleman akan terdampak abu vulkanik.
Artikel asli: harianmerapi.com
Artikel Terkait
Jadi tukang petik buah anggur dibayar per Box, kerja di Australia bisa raup Rp4 Juta sehari
Kerja di Jerman tanpa ijazah, peluang petik buah untuk WNI gaji sampai Rp35 juta per bulan
Yang Lain Cari Kerja, Saya Cari Rumput, Sekarang Punya Aset Rp 80 Miliar
Awalnya senang, orang Jepang satu ini jadi tak suka Indonesia karena satu hal ini