Ia tidak pernah membanggakan dirinya. Ia selalu melihat keberhasilannya sebagai berkat dari Tuhan. Ia melihat Anak yang dikandungnya bukan sebagai anak yang akan mengangkat derajatnya lebih tinggi dan semua orang harus memuji dia, sama sekali tidak, tetapi melihat Anaknya itu sebagai berkat untuk semua orang.
Maria percaya bahwa Anaknya adalah Anak Tuhan yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Maria tetap melihat dirinya sebagai hamba Allah yang selalu siap menjalankan tugas dan kehendak Allah.
Baca Juga: Renungan Harian Katolik Minggu Adven III Untuk Hari Rabu 20 Desember 2023
Baca Juga: Renungan Harian Katolik Minggu Adven III Untuk hari Selasa 19 Desember 2023
Lalu bagaimana sikap kita, kalau kita dipuji karena kesuksesan atau karena kehebatan kita? Apakah kita juga mengikuti sikap Bunda Maria yang selalu rendah hati dan meneruskan pujian orang lain itu kepada Tuhan yang adalah sumber kesuksesan dan keberhasilan kita atau kita begitu bangga dan sangat merasa hebat, sampai-sampai kita lupa, bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang selalu bekerja dalam diri kita dan Dialah yang memungkinkan keberhasil itu terjadi?
Sadarilah dan marilah kita rendah hati selalu di hadapan Allah dan sesama kita. Kalau kita alami kesuksesan, angkatlah pujian kepada Tuhan, karena sesungguhnya Tuhanlah yang selalu bekerja bersama kita dalam setiap kegiatan kita.
Tuhanlah yang memberi kita hidup, Tuhanlah yang menciptakan tubuh kita, otak, mata, telinga, tangan kita. Tuhanlah yang selalu menuntun kita agar kita selalu berjalan di jalan yang benar. Tuhanlah yang selalu memungkinkan semuanya bisa terjadi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jateng.akurat.co
Artikel Terkait
Rahadi Algamar, Mahasiswa MNC University, Raih Juara 3 Pop Royalty Singing Competition 2025
Viral Bukti Selingkuh Hamish Daud & Chef Sabrina: Pinterest Hingga Video Raisa Jadi Sorotan
Reza Gladys Gugat Balik Nikita Mirzani, Tuntut Pengembalian Rp4 Miliar
The Grumpy Chef: Arti Julukan, Profil Sabrina Alatas & Fakta Isu Terbaru