Bantahan Resmi Pemerintah Aceh dan Kritik DPR
Juru Bicara Pemerintahan Aceh, Muhammad MTA, secara resmi membantah klaim tersebut. Ia menegaskan informasi yang disampaikan Bahlil tidak sesuai situasi nyata dan berpotensi menimbulkan kebingungan serta mengganggu penanganan bencana.
Kritik tajam juga datang dari Anggota DPR RI TA Khalid. Ia menuding Bahlil berbohong kepada Presiden dan meminta seluruh menteri melaporkan data yang benar. "Saat ini baru 60 persen listrik menyala. Jangan bohongi Presiden, sehingga beliau bisa mengambil kebijakan yang tepat," tegas Khalid.
Ombudsman Desak Penyampaian Informasi yang Akurat
Ombudsman Republik Indonesia turut angkat bicara. Anggota Ombudsman RI, Johanes Widijantoro, meminta Kementerian ESDM dan PLN menyampaikan informasi yang akurat dan faktual.
"Dalam kondisi bencana, masyarakat tidak membutuhkan laporan yang dibuat untuk menyenangkan pimpinan. Sampaikan kondisi apa adanya," ujar Johanes. Ombudsman menegaskan, informasi yang tidak sesuai fakta justru dapat menghambat pemulihan dan menurunkan kepercayaan masyarakat.
Kesimpulan
Klaim pemulihan listrik 97% di Aceh pasca-bencana menjadi sorotan karena dinilai tidak akurat oleh warga, pemerintah daerah, DPR, dan Ombudsman. Ketepatan informasi dalam situasi darurat sangat krusial untuk memastikan penanganan bencana berjalan efektif dan kepercayaan publik tetap terjaga.
Artikel Terkait
Kasus Wedding Organizer Ayu Puspita Diambil Alih Polda Metro Jaya: Posko Pengaduan Dibuka
Banjir Sumatera 2025: Penyebab, Dampak, dan Analisis Lengkap Bencana Ekologis
Mbah Tarman Ditahan Polres Pacitan, Akui Cek Mahar Rp3 Miliar untuk Nikahi Sheila Arika Palsu
Sri Mulyani Jadi World Leaders Fellow di Oxford 2026: Pengalaman & Kontribusi