Pertanyaan Soal Klaim "Situasi Terkendali"
Kritik juga datang dari akun @diaumond yang mempertanyakan klaim "terkendali" di tengah laporan korban jiwa dan wilayah yang masih terisolasi. "Ini nyawa manusia loh, kok kesannya kayak cuma angka. Satu orang aja berharga," tulisnya.
Warganet lain menggunakan analogi tajam. "Kalau satu jari dipotong, yang sakit cuma jari atau satu badan?" sindir @ZRimaNasrullah. Analogi ini diamini akun lain yang menilai negara tidak boleh menunggu skala kerusakan membesar baru bertindak.
Kritik Soal Inkonsistensi Kebijakan
Kritik turut menyoroti inkonsistensi sikap pemerintah. Akun @mintono_tri mengingatkan kasus Lapindo yang ditetapkan sebagai bencana nasional meski tanpa korban jiwa. Sementara, @AryadiPS menimpali, "Sekarang korban sudah lebih dari seribu, kok dibilang terkendali?"
Ada pula yang menilai Presiden mungkin hanya menerima laporan yang tidak lengkap dari lapangan. Akun @SaipudinHm mengklaim mendapat informasi langsung dari Aceh bahwa kondisi sebenarnya jauh lebih buruk dari pemberitaan. "Saat Presiden datang semua terlihat bagus, setelah pergi gelap lagi," tulisnya.
Gelombang kritik ini menunjukkan tuntutan publik agar pemerintah menampilkan empati yang lebih dalam dan tidak meremehkan penderitaan korban bencana, berapa pun skalanya.
Artikel Terkait
Bencana Banjir Sumatera 2025: 1.030 Korban Jiwa, Data BNPB & Polemik Status Bencana Nasional
15 WNA China Ditangkap Usai Serang Anggota TNI di Ketapang: Kronologi & Fakta Lengkap
Presiden Prabowo Perintahkan Tindak Tegas Oknum TNI-Polri Pelindung Penyelundupan Timah Bangka
Insiden Ketapang: Alasan TNI Mundur Saat Diserang WN China Bersenjata