"Saya tidak akan pernah memerintah atau meminta untuk kalian mengurus pribadi saya. Karena saya sudah tahu bagaimana cara mengurus pribadi saya sejak kecil. Saya dilahirkan bukan untuk diurus, tapi untuk mengurus," tambahnya.
Partai Golkar Milik Bersama, Bukan Milik Pribadi
Lebih lanjut, Bahlil Lahadalia menjelaskan sejarah dan filosofi Partai Golkar. Dia menegaskan bahwa tidak boleh ada satu kelompok pun yang mengklaim Partai Golkar sebagai milik pribadi atau keluarga. Partai Golkar, menurutnya, dilahirkan dan digagas oleh para pendiri bangsa, sehingga merupakan aset keluarga besar bangsa Indonesia.
"Tidak ada partai di republik ini yang proses kelahiran sejarahnya dilahirkan oleh pendiri bangsa. Pikiran-pikiran besarnya pun didirikan, digagas oleh para pendiri bangsa. Karena itu, Golkar nggak boleh ada satu kelompok orang tertentu yang mengklaim Golkar ini seperti punya mereka," papar Bahlil.
Visi Golkar sebagai Partai Inklusif
Di akhir pernyataannya, Bahlil menambahkan bahwa Partai Golkar harus tetap menjadi partai yang inklusif. Semangat inklusivitas ini, kata dia, telah tercatat dalam sejarah panjang partai dan harus terus dipertahankan untuk kemajuan bersama.
Artikel Terkait
10 Aplikasi Payroll Terbaik di Indonesia 2024: Review & Perbandingan Lengkap
Strategi IKN Bebas Malaria: Bangun Sistem Kesehatan Lingkungan Berkelanjutan
7 Cara Mencari Kost Dekat Transportasi Umum: Tips Strategis & Hemat Waktu
9 Juta Hektare Sawit Ilegal Tak Bayar Pajak: Fakta & Dampak Menurut Walhi