Tak hanya itu, skema ini juga dinilai memiliki manfaat jangka panjang. Sisa dana dari alokasi harian bisa ditabung keluarga untuk kebutuhan anak di masa depan. “Kalau ada sisa, uangnya bisa ditabung. Ini justru mendidik anak dan keluarga untuk mengelola keuangan,” tambah Purbaya.
Rincian Anggaran MBG: Rp15.000 per Hari hingga Rp300.000 per Bulan
Dalam paparannya, Purbaya merinci anggaran MBG yang dialokasikan pemerintah. Setiap siswa menerima Rp15.000 per hari. Dengan lima hari sekolah, total menjadi Rp75.000 per minggu. Dalam sebulan (asumsi empat minggu), nilai bantuan mencapai Rp300.000 per siswa.
Dengan besaran tersebut, penyaluran tunai dinilai lebih efisien dan minim risiko kebocoran anggaran dibandingkan distribusi makanan yang rentan masalah teknis, kualitas, dan potensi penyimpangan.
Status Wacana dan Tanggapan Masyarakat
Usulan ini masih menunggu keputusan Presiden. Pemerintah akan mengkaji dampak sosial, ekonomi, dan efektivitas kebijakan ini secara mendalam.
Wacana ini pun memicu pro dan kontra. Sebagian mendukung karena dianggap realistis dan memberdayakan, sementara lainnya khawatir dana tidak sepenuhnya dialokasikan untuk gizi anak. Keputusan akhir diharapkan tetap mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan tujuan utama MBG: meningkatkan kualitas gizi generasi muda Indonesia.
Artikel Terkait
PHK 2025 Capai 79.302 Orang: Penyebab & Analisis Menkeu Purbaya
Brigadir YAAS Dipecat Tidak Hormat: Kronologi Hamili & Aniaya Pacar Hingga Putusan Propam
Insiden TNI di Kalbar: Ujian Penegakan Hukum Prabowo di Tengah Investasi China
Kapolri Pimpin Apel Kebangsaan Banser, Siapkan 11.135 Personel untuk Pengamanan Nataru 2026