Data dari berbagai lembaga resmi menunjukkan bencana ini telah menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal, ratusan ribu rumah rusak, serta banyak wilayah terisolasi akibat akses yang putus. Pemerintah pusat telah mengerahkan tim SAR gabungan, bantuan logistik, dan alat berat untuk membuka jalur yang tertutup material tanah.
Meski upaya telah dilakukan, kritik dari pengamat tetap mengalir, terutama menyangkut respons 72 jam pertama dan distribusi bantuan yang dinilai belum merata. Situasi inilah yang semakin memicu perbandingan antar-rezim.
Ajakan Gotong Royong dan Jiwa Kenegarawanan
Dalam pernyataannya, SBY menekankan bahwa penanganan bencana adalah kerja kemanusiaan, bukan arena kompetisi politik. Ia mengajak semua pihak untuk bergotong royong dan fokus pada penyelamatan warga terdampak. “Bencana ini besar. Pemerintah pasti bekerja keras. Sudah saatnya semua pihak bergotong royong,” pesannya.
Respons Beragam atas Pernyataan SBY
Pernyataan SBY ini menuai respons beragam. Sebagian publik memuji sikapnya yang dinilai menenangkan dan berjiwa kenegarawanan. Sebagian lainnya menginterpretasikannya sebagai bentuk penghindaran dari perbandingan yang mungkin kurang menguntungkan bagi pihak mana pun. Namun, jelas bahwa pesan SBY menyoroti dinamika politik dan persepsi publik yang kerap menyertai penanganan bencana nasional.
Di tengah duka mendalam warga Sumatera, ajakan untuk berhenti membandingkan dan bersatu dalam aksi penyelamatan menjadi pesan kunci yang mencuri perhatian.
Artikel Terkait
Doktif Tersangka Pencemaran Nama Baik Richard Lee: Kronologi & Fakta Hukum Terbaru
Mutasi TNI 2025: Letjen Widi Prasetijono, Eks Ajudan Jokowi, Diproses Hukum Kasus TPPU
Gugatan Ijazah Jokowi Ditolak: Analisis Hukum Lengkap & Prospek Kasus ke Depan
Jokowi Tegas Soal Ijazah Palsu: 3 Nama Ini Tak Termaafkan, Ini 5 Pernyataannya