Media Wahyudi Askar Kritik MBG Saat Libur Sekolah: Potensi Rugikan Negara Rp2,8 Triliun

- Sabtu, 27 Desember 2025 | 02:25 WIB
Media Wahyudi Askar Kritik MBG Saat Libur Sekolah: Potensi Rugikan Negara Rp2,8 Triliun

Media tidak bisa melepaskan analisisnya dari anggapan bahwa program ini dipaksakan berjalan demi menguntungkan para pemilik dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Yang paling diuntungkan karena MBG dipaksakan terus berjalan adalah dapur-dapur SPPG. Selama dapur tetap 'ngebul', kontrak hidup, biaya operasional jalan, dan margin profitnya aman," tegasnya. Ia meminta BGN jujur mengungkap alasan sebenarnya program tidak dihentikan sementara.

Tanggapan dan Penjelasan dari Badan Gizi Nasional (BGN)

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, membela kebijakan ini dengan alasan konsistensi pemenuhan gizi anak. Menurutnya, pemberian makanan bergizi harus berjalan terus-menerus tanpa putus.

Namun, Nanik mengakui tidak ada mekanisme jelas untuk distribusi saat libur. "Fleksibel saja. Kalau mau diambil silakan, kalau tidak juga tidak apa-apa. Tidak ada pemaksaan," jelasnya.

Soal wacana penghentian sementara atau pengalihan anggaran untuk penanganan bencana, Nanik melemparkan otoritas sepenuhnya kepada Kementerian Keuangan. "Uang Rp15.000 itu tidak pernah ada di BGN, adanya di Departemen Keuangan. Kalau mau dialihkan atau di-stop, monggo, tidak apa-apa," kata Nanik.

Profil Media Wahyudi Askar

Siapa sebenarnya pengkritik program MBG ini? Media Wahyudi Askar adalah seorang akademisi, peneliti, dan analis kebijakan publik. Ia merupakan dosen di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (DMKP) FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Direktur Kebijakan Publik di Center of Economic and Law Studies (Celios).

Media menyandang gelar doktor (Ph.D) dalam Kebijakan dan Manajemen Pembangunan dari Universitas Manchester, Inggris. Fokus keahlian dan penelitiannya meliputi kemiskinan, keadilan fiskal, keuangan inklusif, dan evaluasi kebijakan publik. Ia kerap menjadi narasumber di berbagai media untuk isu-isu strategis nasional.

Halaman:

Komentar