Menurut KCNA, Kim juga memerintahkan pihak berwenang untuk meningkatkan kemampuan kapal selam dan mengembangkan berbagai jenis peralatan tempur tak berawak modern, seperti drone bersenjata.
Para pengamat mengatakan Kim yakin peningkatan kemampuan nuklir akan memberinya kesempatan lain untuk meluncurkan diplomasi tingkat tinggi dengan AS guna memenangkan keringanan sanksi jika mantan Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih.
Baca Juga: Korea Utara Uji Coba Rudal Hipersonik
“Pyongyang mungkin menunggu pemilu presiden AS untuk melihat provokasi apa yang bisa mereka lakukan pada pemerintahan berikutnya,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.
Pemimpin Korut itu telah berupaya untuk membangun dan memodernisasi persediaan senjata negaranya, termasuk persenjataan senjata nuklirnya. Dan baru-baru ini, negara tersebut beralih ke Rusia untuk membantu mewujudkan hal tersebut.
Kim mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan September lalu dalam perjalanan enam hari, di mana Putin menghadiahkan Kim lima drone penyerang dan sebuah drone pengintai – yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Business Insider sebelumnya melaporkan bahwa hubungan antara Putin dan Kim juga terbukti bermanfaat dalam membangun angkatan udara Korut yang usang, di mana kemajuan teknologinya terhenti oleh sanksi internasional yang dikenakan pada negara tersebut atas program senjata nuklirnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Artikel Terkait
Pemakzulan Gus Yahya? Kronologi Lengkap Kontroversi Israel hingga Surat PBNU
Misteri Kematian Dosen Untag Semarang: Fakta Hubungan dengan AKBP Basuki dan Peringatan Rekan
KPK Tegaskan Uang Rp 300 Miliar ke Taspen Bukan Pinjaman Bank, Tapi Hasil Rampasan Korupsi
John Micklethwait Bloomberg Sebut Joko Wikodo, Salah Ucap Nama Jokowi