Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan tiga cara untuk menjaga stabilitas dan perdamaian.
Pertama adalah kolaborasi yang inklusif, di mana ASEAN ingin kawasan Indo-Pasifik dapat dipandang sebagai potensi kerja sama yang mendukung perdamaian.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Perdana Menteri Jepang, Bahas MRT Jakarta hingga Hibah Kapal untuk Indonesia
Oleh karena itu, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, dan inisiatif kolaborasi inklusif lainnya perlu terus didorong.
''Saya menyambut baik rencana KTT Mekanisme Trilateral antara Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan sebagai wujud habit of dialogue yang perlu terus dipupuk,'' tutur mantan Wali Kota Solo tersebut.
Cara yang kedua adalah penghormatan aturan hukum internasional. Presiden menyebut tragedi kemanusiaan di Palestina, dan konflik di Ukraina adalah imbas tidak dipatuhinya hukum internasional.
''Kita harus mencegah konflik terbuka di kawasan dengan mematuhi hukum dan aturan internasional, termasuk UNCLOS 1982 dan norma-norma kawasan,'' ungkap Jokowi.
Artikel asli: suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Kisah Sembuh dari Gagal Ginjal Stadium 5: Transplantasi di RSCM Berhasil
Modus Korupsi Proyek Fisik: Mengungkap 4 Tahap Sistematis & Dampaknya
Roy Suryo dan dr. Tifa Diperiksa Polisi sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Modus Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Mark Up Lahan hingga Jual Beli Tanah Negara