Ia menambahkan, tindakan yang dikakukan para debt collector saat menarik paksa kendaraan yang menunggak rentan terjadi keributan di lapangan.
“Harus diproses hukum, gunakan Pasal 355 KUHP perbuatan tidak menyenangkan atau pasal perampasan. Memang perampasan belum terjadi, karena kendaraan masih di tangan oknum polisi,” tutupnya
Diketahui Aiptu FN yang saat ini berdinas di Sat Sabhara Polres Lubuklinggau dan juga mantan kanit dan Katim Reskrim Polsek Lubuklinggau Selatan, hingga kini keberadaannya masih belum diketahui.
Sebelum berdinas di Sabhara Aiptu FN juga pernah menjadi Kanit Reskrim Polsek Lubuklinggau Selatan, dan berhasil mengungkap kasus-kasus besar di wilayah hukum Lubuklinggau Selatan.
Sebelum kejadian bermula saat dua debt collector bernama Deddi Zuheransyah (51) dan Robert (35) bertemu dengan FN disalah satu parkiran mall di Palembang.
Kedua debt collector berencana ngin mengambil mobil aiptu FN yang diduga telah menunggak cicilan selama dua tahu.
Mobil FN dan kedua debt collector itu sempat bersenggolan, karena tak terima FN keluar dari dalam mobilnya langsung mengeluarkan diduga satu pucuk senjata api (Softgun) dari pinggang pelaku.
Meski sudah dihalangi istrinya, FN tetap mengarahkan senjata dan menembak ke arah korban Robert akan tetapi tidak mengenai korban, kemudian FN langsung memukul korban Robert menggunakan senjatanya mengenai kepala bagian kirinya.
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Kisah Pilu 2 Saudara di Kendal Tidur dengan Jenazah Ibu 2 Pekan, Hanya Minum Air Putih
Longsor Bandung Barat Lumpuh Lalu Lintas 6 Jam, Tebing 40 Meter Runtuh
Demo Komisaris Transjakarta Ainul Yaqin Dikecam, Publik Jepang Minta Dilarang Masuk
3 Jalur Alternatif Makassar ke Sidrap: Rute Tercepat, Jarak & Estimasi Waktu