"Kader-kader HMI di Sorong telah melakukan laporan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum Polri tersebut. Tetapi laporannya sampai saat ini belum di proses, justru sebaliknya para kader merasa terintimdasi dan mendapatkan teror di Sekretariat HMI Cabang Sorong," tegas Rifyan.
Rifyan juga berharap agar Kapolri mendukung upaya HMI untuk menjaga kritisisme serta pro terhadap demokrasi. Dimana menyampaikan aspirasi di depan umum harus dijaga dan dibebaskan dari intimidasi hingga kekerasan serta upaya-upaya kejahatan lainnya.
"HMI adalah organisasi yang selalu taat para hukum, termasuk jika menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi. Kami selalu berpedoman pada hukum atau aturam-aturan lainnya untuk menjaga nilai-nilai yang sedang kami perjuangkan. Masalahnya adalah selalu ada oknum yang mencari-cari kesalahan kami, dan membenarkan tindakan kekerasan untuk menindak para kader kami saat aksi. Semoga ini cepat di proses, oknumnya di hukum, dan represif seperti ini tidak terulang lagi," ujar Rifyan.
Sebagai negara demokrasi, Rifyan berharap hukum tidak menjadi alat penguasa untuk menyengsarakan, menekan dan menindas rakyatnya. Termasuk para aktivis yang memperjuangkan aspirasi rakyat di depan publik demonstrasi. Rifyan juga berpesan agar Kapolri kembali memberi pemahaman nilai-nilai Presisi dilingkungan Polri agar oknum-oknum Polri ini benar-benar paham
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Kontainer Cesium-137 Bocor: Penyebab Udang Indonesia Diblacklist Amerika Serikat
Purbaya Boyong Hacker LPS dari Rusia, Strategi Gaya KGB untuk Perkuat Coretax?
5.000 Ton Batu Giok Aceh Akan Dijadikan Material Pembangunan Masjid
Kemenhub & KCIC Diduga Mark-Up Whoosh, CISA Minta Aparat Hukum Usut Tuntas