Dinasti Politik: Antara AHY, Puan dan Mungkin Gibran

- Senin, 24 Februari 2025 | 07:10 WIB
Dinasti Politik: Antara AHY, Puan dan Mungkin Gibran


Lebih tragis lagi, ternyata Amien Rais disingkirkan oleh Zulkifli Hasan, besannya sendiri saat itu.


Amien Rais kemudian mendirikan Partai Ummat. Menantunya, Ridho Rahmadi didapuk menjadi ketua umumnya. 


Namun, menjelang Kongres Partai Ummat saat ini, sedikitnya 20 Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Ummat menolak Ridho menjadi ketua umum lagi.


Kini, dalam Kongres VI Partai Demokrat yang akan berlangsung mulai esok, Selasa (25/2/2025), AHY mendapat dukungan dari 38 DPW Partai Demokrat di seluruh Indonesia untuk maju kembali sebagai calon ketua umum. 


AHY diprediksi akan terpilih secara aklamasi sebagaimana pada Kongres V Partai Demokrat tahun 2020 lalu.


Ketika nanti SBY berhasil mendudukkan AHY di kursi Ketua Umum Partai Demokrat untuk kedua kalinya, lalu bagaimana dengan Megawati, apakah ia akan menyerahkan tongkat estafetnya kepada Puan untuk menjadi Ketua Umum PDIP dalam Kongres VI PDIP April mendatang?


Kita tidak tahu pasti. Yang jelas, hingga kini belum ada sosok yang kuat sebagai calon pengganti Megawati di PDIP.


Sebab itu, mayoritas DPD masih menjagokan Megawati untuk maju kembali sebagai calon Ketua Umum PDIP dalam Kongres VI mendatang.


Hal tersebut berbeda dengan SBY. Meski dukungan internal partainya masih cukup kuat, namun ia lebih memilih menyerahkan tongkat estafetnya kepada AHY. 


Bekas menteri Megawati itu cukup menjadi Ketua Majelis Tinggi saja, kursi yang kemungkinan besar akan dia raih kembali pada Kongres V Partai Demokrat esok hari.


Karakteristik kepemimpinan Megawati dengan SBY memang berbeda. Megawati lebih mengandalkan kharisma. 


Bahkan kharisma Megawati yang merupakan turunan bapaknya, Bung Karno itu menjadi semacam tali pengikat bagi “sapu lidi” bernama PDIP.


Mungkin masih perlu waktu bagi Puan untuk dapat diterima sepenuhnya oleh seluruh pengurus dan kader PDIP. Hal ini berbeda dengan AHY.


Jokowi pun berhasil membangun dinasti politik. Tapi bukan di partai politik, melainkan di pemerintahan.


Selain berhasil menjadi presiden hingga dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024, bahkan sempat hendak menambah lagi ke periode ketiga, Jokowi juga berhasil mendudukkan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden RI, dan menantunya Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumatera Utara.


Sebelumnya, Gibran adalah Walikota Surakarta, Jawa Tengah, dan Bobby adalah Walikota Medan, Sumut.


Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep telah berhasil merebut kursi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (KSI). 


Target Jokowi berikutnya mungkin membangun dinasti politik di parpol, dengan katakanlah dirinya atau Gibran menjadi ketua umum parpol. Entah parpol apa. Mungkin saja! ***

Halaman:

Komentar