Terungkap! Sebelum Tewas, Remaja di Asahan Diinjak-Injak Perutnya Oleh Polisi

- Selasa, 18 Maret 2025 | 06:25 WIB
Terungkap! Sebelum Tewas, Remaja di Asahan Diinjak-Injak Perutnya Oleh Polisi

"Korban mengeluhkan sakit perutnya," ungkap Ady.


Selanjutnya, Pandu dibawa ke rumah sakit, tetapi karena hari itu adalah hari Minggu, tidak ada dokter yang bisa menangani.


Pemeriksaan terhadap Pandu dilakukan keesokan harinya pada Senin (10/3/2025) pukul 07.00 WIB.


"Hasil rontgen menunjukkan terdapat bercak darah di ulu hati dan lambung korban yang mengindikasikan adanya pendarahan. Pada siang hari, kondisi korban memburuk, dan pada pukul 16.30 WIB, Pandu dinyatakan telah meninggal dunia," ujar Ady.


Terkait dugaan penganiayaan yang dialami Pandu, Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, mengatakan saat pihaknya tengah melakukan rekonstruksi untuk mengungkap kejadian sebenarnya.


"Ini sedang dilakukan rekonstruksi, nanti hasilnya akan kami sampaikan," ujar Sanusi saat dihubungi melalui telepon seluler.


Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Yudhi Surya, sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya turun tangan menyelidiki kasus ini.


"Polda Sumut akan memantau serta mengawasi proses penyelidikan yang dilakukan Polres Asahan," ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Yudhi Surya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/3/2024).


Kata dia, bila terbukti ada anggota polisi terlibat penganiayaan, pihaknya tidak segan melakukan proses hukum.


"Jika ditemukan adanya pelanggaran prosedur atau tindakan di luar kewenangan, maka akan diambil tindakan hukum tegas sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.


Kronologi versi polisi


Sebelumnya, terkait dugaan penganiayaan yang dialami Pandu tersebut, Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, telah melakukan klarifikasi.


Kata dia, peristiwa berawal pada Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 00.30 WIB.


Mulanya, pihak Polsek Simpang Empat mendapat informasi dari warga tentang adanya kelompok pemuda balap liar sepeda motor di Jalan Sungai Lama, Desa Perkebunan Hessa, Kecamatan Simpang Empat, Asahan.


Polisi langsung menuju lokasi kejadian.


Setibanya di sana, ditemukan gerombolan anak muda berjumlah kurang lebih 50 orang.


Polisi kemudian membubarkan gerombolan pemuda tersebut.


Selanjutnya, polisi melihat ada pemuda yang berboncengan empat menggunakan sepeda motor dengan kecepatan tinggi.


Saat itu, Pandu dibonceng paling belakang.


"Lalu, personel mencoba untuk memberhentikan para pemuda tersebut, namun para pemuda tersebut tidak mau berhenti dan tetap memacu sepeda motornya dengan zig-zag," ungkap Anwar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/3/2025).


Saat pengejaran, Pandu tiba-tiba melompat dan terjatuh. Polisi kemudian mengamankan Pandu.


Pada saat itu, kata Anwar, polisi melihat pelipis sebelah kanan Pandu terluka dan mengeluarkan darah.


"Selanjutnya, personel piket membawanya ke Puskesmas Simpang Empat untuk dilakukan tindakan medis," ujar Anwar.


Setelah lebih kurang 30 menit mendapat perawatan, polisi membawa Pandu ke Polsek Simpang Empat untuk proses pembinaan.


Lalu, kata Anwar, pihaknya juga sempat melakukan tes urine kepada Pandu, dan hasilnya Pandu positif mengkonsumsi narkoba.


"Kejadian ini dapat dibuktikan, semua kegiatan Pandu selama di Polsek juga terekam CCTV," ujar Anwar.


Lalu, kata Anwar, pada Minggu pukul 10.00, keluarga Pandu menjemput Pandu untuk pulang.


Anwar juga menegaskan selama proses penahanan pihaknya sama sekali tidak pernah menganiaya Pandu.


Anwar juga mengatakan, saat Pandu diserahkan ke keluarganya, pihak keluarganya juga mengetahui tidak ada luka lain di tubuh Pandu, selain di pelipis matanya.


Sumber: Kompas

Halaman:

Komentar