Kota ini disebut Hadrianopolis untuk menghormati kaisar Romawi Hadrian, yang memerintah dari 117 hingga 138 M, dan dibangun kembali pada periode Bizantium Awal. Sekarang, kota ini terletak di sekitar kota Karabük.
Situs kota kuno itu terkenal dengan mosaik hewannya, dan penggalian telah mengungkap keberadaan pemandian, gereja, benteng, pemakaman, teater, vila, dan bangunan lainnya.
Adapun liontin itu ditemukan di sebuah bangunan yang mungkin terkait dengan aktivitas militer, meskipun fungsinya masih belum diketahui.
"Dalam penggalian kami sebelumnya, kami telah menentukan keberadaan unit kavaleri di sini," kata Çelikbaş dalam pernyataannya.
"Nabi Sulaiman juga dikenal sebagai panglima tentara. Kami memahami bahwa ia juga dianggap sebagai tokoh pelindung bagi kavaleri Romawi dan Bizantium di Hadrianopolis," ujarnya.
Çelikbaş bahkan berhipotesis bahwa liontin itu milik seorang prajurit kavaleri.
Berdasarkan lapisan arkeologi tempat mereka menemukan liontin tersebut, para arkeolog memperkirakan artefak tersebut berasal dari abad kelima, saat Hadrianopolis menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium.
Kaisar Konstantinus, yang memerintah beberapa abad setelah Hadrian, kemudian membagi Kekaisaran Romawi menjadi dua, yang berujung pada pembentukan Kekaisaran Bizantium pada 330 M.
Meskipun liontin tersebut merupakan liontin pertama yang ditemukan di Anatolia, Çelikbaş mengetahui adanya liontin yang sebelumnya ditemukan di Yerusalem.
"Keberadaan artefak serupa di dua lokasi yang jauh ini menunjukkan bahwa Hadrianopolis merupakan pusat keagamaan penting di zaman kuno," katanya.
Sumber: Detik
Artikel Terkait
Klarifikasi Dadan Hindayana: Main Golf untuk Galang Dana Bencana Sumatera, Bukan Rekreasi
2.603 Rumah Bantuan Bencana Dibangun Tanpa APBN, Tzu Chi & Menteri Ara Jadi Donor
Bantuan Rp 10.000 Per Hari dari Mensos Gus Ipul untuk Korban Bencana: Syarat & Rincian Lengkap
Lisa Mariana Minta Maaf ke Atalia via DM Instagram: Isi Pesan & Bukti Unggahan