Salah satu karya monumental kami adalah pementasan teater “Lautan Jilbab” karya Emha Ainun Nadjib di Gelanggang Mahasiswa UGM, September 1988.
Pementasan ini dihadiri lebih dari 5.000 penonton dan mencetak sejarah, tidak hanya dalam dunia seni pertunjukan kampus, tapi juga dalam pergeseran budaya berpakaian muslimah di Indonesia.
Karya tersebut kemudian kami pentaskan ke berbagai kota, termasuk Malang, Makassar, Madiun, dan Surabaya.
Sebagai bagian dari sejarah intelektual dan budaya kampus, saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga nama baik UGM.
Namun, saat isu dugaan pemalsuan ijazah ini terus mencuat—dengan disertai berbagai analisis forensik, kejanggalan administratif, serta pertanyaan publik yang belum terjawab tuntas—maka sikap diam atau klarifikasi sepihak dari institusi justru dapat menimbulkan kesan pembiaran dan melemahkan kepercayaan masyarakat.
Saya tidak bermaksud menghakimi siapapun, namun mengajak UGM untuk menyambut proses pencarian kebenaran ini secara terbuka, bermartabat, dan berani.
Jika memang tidak ada yang disembunyikan, maka seyogianya seluruh dokumen akademik dan administrasi yang relevan dapat diaudit atau ditinjau secara sah dan terbuka, baik melalui jalur hukum maupun mekanisme akademik yang independen.
Karena itu, saya dengan segala kerendahan hati menyampaikan harapan agar:
UGM bersikap terbuka terhadap proses hukum apabila ada gugatan yang diajukan terkait keabsahan ijazah dimaksud.
UGM tidak menghindari transparansi terhadap arsip-arsip akademik yang menjadi dasar penerbitan ijazah atas nama Joko Widodo.
Pimpinan UGM menegaskan komitmen terhadap kebenaran akademik di atas tekanan politik atau kekuasaan.
Semoga surat ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua yang masih mencintai UGM dengan segenap hati, dan ingin melihat kampus kita tetap menjadi mercusuar moral, intelektual, dan kebenaran di tengah zaman yang penuh manipulasi.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Klaten, 8 April 2025
Hormat saya,
Wahyudi Nasution
Alumni Fakultas Sastra UGM,
Aktivis Sanggar Shalahuddin (1987-1995)
Artikel Terkait
Relawan Sedulur Jokowi Bantah Isu Membelot, Tegaskan Dukung Penuh Prabowo-Gibran
7 Fakta Lengkap Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Masjid Agung Sibolga: Kronologi & Motif Pelaku
Roy Suryo Bantah Kabur ke Sydney, Beberkan Temuan Krusial Soal Ijazah Gibran
Gubernur Riau Abdul Wahid Kabur ke Kafe Sebelum Akhirnya Ditangkap KPK dalam OTT