Di tengah kekacauan ini, muncul istilah “Korban Mulyono”—merujuk pada mereka yang berani membuka suara tapi justru dijerat hukum.
Bambang Tri dan Gus Nur, misalnya, alih-alih mendapat perlindungan hukum sebagai pelapor, malah divonis bersalah karena dianggap menyebar kebencian.
Padahal, mereka hanya mengajukan pertanyaan sederhana: "Di mana ijazah itu?" Sayangnya, pertanyaan itu dibalas dengan penjara.
UGM Jadi Korban, Tapi Bungkam
Sebagai lulusan S-1 Komunikasi dan S-2 Public Health UGM, saya merasa pilu.
Kampus biru kebanggaan bangsa justru terlihat seperti “melindungi” sosok tertentu, alih-alih menjadi pelita kebenaran.
Bila UGM berani menginisiasi uji forensik independen atas ijazah tersebut, kebenaran bisa ditemukan dalam waktu singkat. Tapi hingga hari ini, langkah itu tak pernah diambil.
Kampus Biru: Dari Anton Rorimpandey ke Balairung yang Terkoyak
Nama “Kampus Biru” bukan hanya kenangan dari novel legendaris karya Ashadi Siregar (1974) yang difilmkan pada 1976.
Ia adalah simbol kebebasan berpikir dan integritas intelektual. Tapi kini, citra Balairung UGM tercoreng akibat apa yang saya sebut sebagai tumindak saru—perilaku memalukan dari para pejabat kampus.
Terlebih menjelang acara “Halal Bi Halal Istimewa” yang akan digelar Selasa, 15 April 2025.
Alih-alih menjadi momentum rekonsiliasi, justru ada pengalihan arus besar-besaran menuju GSP, Agro, dan Boulevard. Ini bukan sekadar teknis, tapi mencerminkan sikap yang kurang njawani.
UGM Harus Tegakkan Kebenaran, Bukan Lindungi Kekuasaan
Nama besar UGM yang telah berdiri sejak 19 Desember 1949 tidak boleh dikorbankan demi melindungi kebohongan yang belum terbukti kebenarannya.
Jika UGM tetap membungkam suara-suara kritis, maka #IndonesiaMakinGelap bukanlah sekadar tagar, melainkan realitas yang menyakitkan.
Saatnya kampus rakyat berdiri tegak. Jangan biarkan almamater kita menjadi perpanjangan tangan kekuasaan.
Hidupkan kembali semangat Gadjah Mada seperti terlantun dalam hymne kampus: “Kujunjung kebudayaanmu, kejayaan Indonesia.”
Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen
Yogyakarta, 14 April 2025
Artikel Terkait
Komisaris Transjakarta Ainul Yaqin Dikecam Publik Jepang, Desak Larangan Masuk
Alasan Onadio Leonardo Pakai Narkoba Terungkap: Polisi Beberkan Masalah Pribadi
Komisaris Transjakarta Ainul Yaqin Didesak Mundur, Publik Jepang Serukan Larangan Masuk
OTT KPK di Riau: Gubernur Abdul Wahid Diamankan di Barbershop, Ini Fakta Terbaru