Bahlil Sebut 10 Proyek Migas Mangkrak, Potensi Produksi Jadi Sia-sia

- Rabu, 21 Mei 2025 | 13:35 WIB
Bahlil Sebut 10 Proyek Migas Mangkrak, Potensi Produksi Jadi Sia-sia


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada proyek minyak dan gas (Migas) yang tidak jalan alias mangkrak.

Setidaknya, ada 10 wilayah Kerja (WK) migas yang mangkrak, tapi telah menyodorkan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD).

Hal ini dinyatakan Bahlil kepada Presiden Prabowo Subianto dalam acara ndonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (21/5/2025).

"Kami laporkan pak Pres biar tidak ada dusta diantara KKKS. Saya laporkan ada 10 WK yang sudah PoD tapi mangkrak ga jalan," kata Bahlil.

Menurut dia, potensi produksi 10 proyek migas yang mangkrak ini lumayan besar, sekitar 30.300 barel. Tak hanya itu, ada 17 PoD yang juga tak bergerak, padahal berkapasitas 360 juta barel minyak dan 1.835 bcf.

Sayangnya, Bahlil tidak mengumbar secara gamblang lokasi 10 WK yang mangkrak tersebut. Namun dirinya, akan memberi sanksi bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang mengerjakan proyek tersebut.

"Bagi KKKS yang sudah kita serahkan kewenangannya, tapi masih lambat, mohon maaf, secara undang-undang 5 tahun kita harus tarik ke negara dan kita tawarkan kepada KKKS lain yang mau mengerjakan," kata dia.

Bahlil pun tidak merasa takut dengan adanya penindakan ini. Dia juga tak pandang bulu dalam pemberian sanksi terhadap KKKS.

"Ini tanpa pandang bulu, kalau Bapak (Prabowo) izinkan, tidak hanya swasta BUMN pun kita lakukan, Pak," kata Bahlil.

Cadangan Melimpah

Bahlil Lahadalia mengklaim cadangan minyak dan gas (Migas) Indonesia masih melimpah. Hal ini, tercermin dari potensi cekungan sendimen migas yang masih belum diolah.

Dia memaparkan, kekinian potensi migas di Indonesia masih sebesar 128 cekungan. Dari jumlah itu 68 cekungan sendimen masih perawan dan digarap.

"Nah sekaligus kami umumkan bahwa masih ada 60 wilayah kerja yang kita akan tenderkan pada waktu 2-3 tahun ke depan," ujarnya dalam Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (21/5/2025).

Maka dari itu, Bahlil juga meminta arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk bisa mempercepat pelaksanaan tender 60 cekungan sendimen tersebut. "Bahkan di beberapa area seperti di selat Makassar lapangan Genode, itu area lama tapi pengembangan yang harus kita lakukan," imbuh dia.

Upaya ini, bilang Bahlil, demi untuk mencapai target yang diberikan oleh Presiden Prabowo di mana pengeboran atau lifting minyak bisa mencapai 1 juta barel di tahun 2029. 

"Atas dasar hal tersebut bapak presiden telah mencanangkan dan memerintahkan kepada kami sebagai pembantu bapak presiden di Kementerian ESDM untuk bagaimana caranya agar lifting kita kita naikkan dan harus bisa mencapai di angka 900.000 sampai dengan 1 juta barel pada tahun 2029 sampai dengan 2030," beber dia.

Menurut Bahlil, dari potensi cekungan jumlah produks migas-nya berbagai macam. Bahkan, hingga puluhan ribu barel. "Di Natuna itu ada sekitar gas kita itu ada sekitar 222 TSF. Namun, memiliki karbon dioksida 72 persen, ada yang 45 persen bahkan minyaknya ada yang 30.000 barel, artinya apa? cadangan kita masih cukup luar biasa," imbuh dia.

Pemerintah juga kembali membuka lelang Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) tahun 2025. Dalam penawaran kali ini, terdapat tiga WK Migas yang ditawarkan, dengan estimasi total potensi cadangan mencapai sekitar 2,2 miliar barel oil equivalent (boe).

Plt Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno menjelaskan, WK Migas pertama yang ditawarkan secara reguler yaitu Wilayah Kerja Gagah yang berada di Daratan Provinsi Sumatera Selatan. WK ini memiliki potensi sumber daya sekitar 173 juta barel minyak dan 1,1 triliun kaki kubik gas (Trilliun Cubic Feet/TCF).

Sumber: suara
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Komentar