KKN 1983: Jejak Yang Hilang Dalam Narasi Jokowi

- Jumat, 30 Mei 2025 | 07:15 WIB
KKN 1983: Jejak Yang Hilang Dalam Narasi Jokowi


KKN 1983: 'Jejak Yang Hilang Dalam Narasi Jokowi'


Oleh: Ali Syarief

Akademisi


Tuduhan pemalsuan ijazah terhadap Joko Widodo bukan perkara baru. 


Tapi seperti kebanyakan kontroversi di republik ini, kebenaran sering kali terkubur dalam kabut loyalitas politik, sikap mendua media, dan dokumentasi yang tidak kunjung terang. 


Di antara banyak elemen yang dipertanyakan dari riwayat akademik Jokowi, satu hal tetap menjadi misteri kecil tapi signifikan: di mana sebenarnya ia menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 1983?


Sepintas ini terdengar sepele. KKN hanya bagian kecil dari kewajiban mahasiswa strata satu di Universitas Gadjah Mada. 


Namun dalam konteks tuduhan serius tentang pemalsuan ijazah, detail sekecil lokasi KKN bisa menjadi titik tumpu pembuktian. 


Apalagi, KKN bukanlah kegiatan sembunyi-sembunyi. Ia melibatkan tim, warga desa, dan laporan tertulis. Mestinya, selalu ada jejak yang bisa diikuti.


Tapi hingga hari ini, dari ribuan kata yang pernah dilontarkan Jokowi dalam wawancara atau pidato, nyaris tak pernah terdengar satu pun pengakuan langsung: “Saya KKN di desa ini, pada tahun itu, bersama siapa.” 


Seolah pengalaman itu tak pernah cukup penting untuk diingat, atau barangkali memang tak pernah terjadi?


Grok—mesin kecerdasan buatan yang kerap dijadikan “pengganti akal sehat” publik di tengah riuhnya informasi—menyebut bahwa Jokowi melaksanakan KKN di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tetapi desa spesifiknya tidak tersedia. 


Tidak ada testimoni warga, tidak ada rekam jejak sosial dari kehadiran mahasiswa UGM di daerah itu tahun 1983. Bahkan nama dosen pembimbing pun tak kunjung muncul ke publik.


Roy Suryo, sosok yang dikenal lebih sebagai pengungkap data digital daripada politisi, meragukan kebenaran ini. 

Halaman:

Komentar