Dua Budi di Kabinet Merah Putih: Siapa Yang Akan Terjungkal?

- Selasa, 03 Juni 2025 | 07:10 WIB
Dua Budi di Kabinet Merah Putih: Siapa Yang Akan Terjungkal?


Di sisi lain, nama Budi Gunawan—Kepala BIN dan tokoh kunci di PDIP—turut diseret dalam tudingan Budi Arie soal keterlibatan dalam judi online. 


Ini menciptakan eskalasi. Sebab menyentuh Budi Gunawan berarti menyinggung dua lapis kekuatan sekaligus: lembaga intelijen dan partai pemenang pemilu 2024.


Budi Gunawan dikenal sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di tubuh PDIP. 


Ia adalah “kepala bayangan” dalam banyak pengambilan keputusan strategis, bahkan disebut sebagai perancang strategi pemenangan dalam Pilpres-Pileg sebelumnya. 


PDIP sendiri tengah dalam posisi sensitif setelah mengalami kekalahan di Pilpres 2024 dan sedang bersiap untuk bertarung dalam Pilkada serentak akhir tahun ini.


Pernyataan Budi Arie yang menyeret nama PDIP bisa dianggap sebagai serangan frontal terhadap kelompok yang sedang terluka tetapi masih kuat. 


Tidak heran jika manuver ini bisa berbalik menjadi bumerang. Dalam politik, menyerang kelompok besar tanpa perlindungan politik yang cukup ibarat bunuh diri.


Kita menyaksikan bukan hanya drama hukum, tetapi juga pembersihan halus dalam barisan elite. 


Di satu sisi, para loyalis Jokowi yang tidak kompatibel dengan kekuasaan baru satu per satu mulai “dilepaskan.” Budi Arie tampaknya menjadi korban pertama dari gelombang ini.


Di sisi lain, Prabowo membutuhkan “kabinet bersih” yang bisa dikontrol penuh, tidak menyisakan jebakan dari kekuasaan sebelumnya, apalagi dari kelompok yang memiliki loyalitas ganda. 


Masuknya Budisatrio bisa dibaca sebagai bagian dari langkah mematri kekuasaan keluarga Prabowo di birokrasi ekonomi.


PDIP, meskipun kehilangan posisi eksekutif, masih ingin mempertahankan pengaruh melalui aparat strategis seperti BIN dan Kejaksaan. 


Namun skandal judol ini bisa menjadi alat dari kekuatan baru untuk melemahkan posisi tawar PDIP di masa transisi kekuasaan.


Jika demikian, pertarungan ini bukan hanya antara dua Budi, tapi antara dua poros kekuasaan: poros Jokowi dan poros Megawati-PDIP, dengan poros Prabowo-Gibran mulai mengambil alih kendali arena.


Mungkin keduanya. Tapi dengan skenario politik yang tengah berlangsung, Budi Arie hampir pasti menjadi yang pertama terjungkal. 


Ia terlalu dekat dengan Jokowi, terlalu jauh dari partai, dan kini sudah tak punya benteng perlindungan ketika relasi kekuasaan berubah.


Sementara Budi Gunawan, dengan jaring-jaring PDIP dan kekuatan intelijen, masih bisa bertahan—setidaknya untuk sementara waktu—selama serangan tidak sampai pada titik bukti hukum.


Namun, semua masih dinamis. Bila rezim baru ingin tampil bersih dan “menyapu tuntas” warisan lama, tidak tertutup kemungkinan bahwa nama-nama besar lain, termasuk dari PDIP atau bahkan dari internal Gerindra sendiri, bisa turut terseret.


Pertarungan belum usai. Dan di balik nama-nama dalam dakwaan, kita sedang menyaksikan desain besar politik pasca-Jokowi yang akan menentukan wajah kekuasaan Indonesia lima tahun ke depan. ***

Halaman:

Komentar