Sebab itu, Kang Dedi diasumsikan publik sedang membangun popularitas untuk kemudian maju sebagai capres di Pemilu 2029.
Ia meniru gaya Jokowi. Menapak jejak Jokowi. Dan itu sah-sah saja.
Simbiose Mutualisme
Kang Dedi mungkin menyadari bahwa political cost atau biaya politik di Indonesia sangatlah tinggi atau high cost politics.
Selain untuk biaya kampanye, juga untuk money politics (politik uang). Apalagi dalam pemilihan presiden langsung yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Sebab itulah, ia mulai membangun relasi dengan konglomerat. Dimulai dari TW. Selanjutnya dengan delapan naga lainnya.
Sebaliknya, Kang Dedi berkomitmen siap memberikan konsesi kepada Sembilan Naga. Ada take and give di sana. Terjadi simbiose mutualisme atau hubungan saling menguntungkan.
Sebagai konsekuensi dan keniscayaan sistem politik liberal seperti yang terjadi di Indonesia, siapa pun yang hendak menjadi presiden harus membangun hubungan baik dengan para pengusaha. Pengusaha pun akan membantu.
Siapa pun capresnya akan mereka bantu. Bantuan paling banyak akan diberikan kepada yang potensi menangnya paling besar. Pengusaha selalu cari aman.
Jokowi dan Prabowo kalau tidak dibantu pengusaha pun nyaris tak mungkin akan menang. Begitu pun Kang Dedi nanti.
Nah, ketika kelak Kang Dedi terpilih menjadi presiden, saat itulah para pengusaha mulai menagih janji.
Para pengusaha membentuk oligarki. Konsekuensinya, Kang Dedi pun akan menjadi boneka oligarki.
Alhasil, melihat kedekatan Kang Dedi dengan TW, jangan terlalu percaya bahwa program-program populis yang dia lancarkan untuk semata-mata meningkagkan kesejahteraan rakyat.
Ada udang di balik batu. Di balik program populis dan gaya yang merakyat, ada unsur pencitraan.
Kalau sudah terpilih, seperti Jokowi, Kang Dedi pun akan berubah 180 derajat. Itulah! ***
Artikel Terkait
Bobibos Biofuel RON 98 dari Jonggol: Solusi BBM Murah Rp 4 Ribu Setara Pertamax Turbo
ESDM Ingatkan Aturan BBM ke Bobibos: Ekspansi SPBU Harus Penuhi Uji Kelayakan
Rahmah El Yunusiyyah: Pendiri Pesantren Putri Pertama di Asia Tenggara, Kini Pahlawan Nasional
Cara Menulis Artikel SEO yang Optimal: Panduan Lengkap untuk Pemula