Para pembicara mempertanyakan mengapa surat dari purnawirawan TNI terkait pemakzulan Gibran belum juga dibacakan di parlemen.
Ada dugaan bahwa DPR sedang menunggu "lampu hijau" dari pihak berwenang atau momentum pemakzulan telah berlalu.
"DPR sedang menguji kesabaran publik," kata Hendri mengindikasikan adanya tarik ulur politik di balik layar.
Diketahui , citra publik Gibran Rakabuming Raka juga menjadi bahasan menarik.
Penampilannya dalam pertandingan sepak bola baru-baru ini dianalisis sebagai pesan bahwa ia tidak terpengaruh oleh kritik dan mampu menunjukkan kepemimpinan.
Namun, ada pula yang berpendapat bahwa penampilan Gibran dalam pertandingan tersebut direkayasa untuk menampilkan sosok yang bugar dan muda.
Diskusi juga menyentuh tekanan yang dihadapi Gibran untuk membuktikan dirinya kepada generasi muda.
Isu korupsi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari podcast ini.
Penangkapan orang dekat Bobi Nasution oleh KPK menjadi sorotan, dengan dugaan bahwa Bobi terlalu percaya diri dan tidak mengantisipasi penangkapan tersebut.
Selain itu, dugaan kasus korupsi senilai 9 triliun rupiah yang melibatkan staf khusus Nadiem Makarim juga turut dibahas, menambah daftar panjang kasus yang perlu diusut tuntas.
Podcast ini juga menyinggung sosok Bahlil Lahadalia.
Ledakan emosi Bahlil di PLN dan keinginannya untuk dekat dengan Prabowo menjadi perbincangan.
Bahkan, beredar rumor bahwa Bahlil mengikuti Prabowo ke Rusia tanpa menjadi bagian dari delegasi resmi.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Salam Social Resmi Hadir: Jejaring Sosial Muslim Aman & Nyaman di Indonesia
Dua Raja Klaim Keraton Solo Salat Jumat di Masjid Agung, Tak Saling Menyapa
Rapat Harian Syuriyah Minta Gus Yahya Mundur dari PBNU: Alasan & Kronologi Lengkap
Viral Video Ustadzah Ning Umi Laila Goda Anak Kecil, Netizen Murka: Ini Faktanya