MIRIS! Sudah Lapor Polisi Soal Ancaman Namun Tak Ditanggapi, Perempuan di Purwakarta Akhirnya Tewas

- Rabu, 13 Agustus 2025 | 06:10 WIB
MIRIS! Sudah Lapor Polisi Soal Ancaman Namun Tak Ditanggapi, Perempuan di Purwakarta Akhirnya Tewas

Begitu kabar mengenai laporan yang diabaikan ini mencuat, media sosial sontak bergemuruh.


Akun Instagram resmi Polsek Jatiluhur menjadi sasaran kemarahan publik.


Kolom komentarnya dibanjiri ribuan hujatan, kritik, dan pertanyaan pedas.


Netizen, khususnya anak muda, meluapkan frustrasinya, merasa bahwa kasus Dea adalah representasi nyata dari tagar sinis #PercumaLaporPolisi yang kembali relevan.


Kepolisian dikabarkan berusaha menangkap pelaku pembunuhan, hal itu tidak serta-merta meredakan amarah publik.


Fokus masyarakat kini telah bergeser. Pengejaran pelaku dianggap sebagai langkah kuratif yang terlambat.


Pertanyaan utamanya adalah tentang langkah preventif yang gagal total.


Mengapa laporan ancaman pembunuhan yang sudah jelas dan berulang kali disampaikan tidak memicu tindakan perlindungan segera dari pihak kepolisian?


Nyawa Melayang, Siapa Bertanggung Jawab?


Kasus pembunuhan HRD di Jatiluhur ini harus menjadi alarm keras bagi institusi Polri.


Ini bukan lagi soal satu oknum, tetapi tentang sistem dan prosedur standar penanganan laporan masyarakat yang berada dalam kondisi terancam.


Ketika seorang warga negara datang dengan bukti ancaman yang nyata, respons cepat dan perlindungan seharusnya menjadi prioritas utama.


Tragedi Dea Permata Karisma adalah cermin pahit dari sebuah sistem yang mungkin lambat dan birokratis, di mana laporan dianggap tumpukan kertas hingga sebuah nyawa benar-benar hilang.


Kepercayaan publik adalah aset termahal yang dimiliki penegak hukum, dan kasus ini telah menggerusnya secara signifikan.


Kematian Dea adalah utang yang harus dibayar dengan perbaikan.


Perbaikan sistem, evaluasi kinerja, dan yang terpenting, transparansi penuh atas penanganan laporan yang dibuat oleh Dea dan keluarganya.



Sumber: Suara

Halaman:

Komentar