'Jika Gibran Presiden, Indonesia Dipastikan Chaos'
Oleh: Sholihin MS
AKHIRNYA terendus juga, Geng Solo ikut bermain api di aksi demo mahasiswa dan buruh sebagai penumpang gelap bahkan diduga sebagai otak (by design) kerusuhan 25 dan 28 Agustus pada demo rakyat dengan tema “Revolusi Rakyat Indonesia”
Rupanya Jokowi sudah kebelet ingin menjadikan Gibran si anak ingusan dan otaknya kosong agar segera jadi Presiden.
Jokowi tidak sadar bahwa Gibran yang lebih plonga-plongo dari Jokowi tidak akan diterima oleh rakyat Indonesia.
Walaupun Gibran tetap didukung oleh oligarki taipan, tidak akan mungkin mampu melawan amukan rakyat.
Indonesia sangat besar, permasalahan yang dihadapi begitu kompleks, tidak mungkin dipimpin oleh anak ingusan yang otaknya kosong yang ucapannya bisanya hanya membeo saja dari pendiktenya.
Selama ini sepertinya Jokowi diam-diam terus kasak-kasuk dan gerilya untuk mendongkel Prabowo. Hubungan Prabowo Jokowi tampaknya hanya bertepuk sebelah tangan.
Persahabatan Jokowi dan Prabowo ternyata cuma palsu, karena Jokowi tidak mungkin tidak punya kepentingan untuk terus cawe-cawe agar estafeta kekuasaan terus berlanjut (ke Gibran). Hanya Prabowo saja yang terkecoh dengan sikap hipokrit Jokowi.
Mungkin hubungan Prabowo Jokowi lebih tepatnya seperti jongos dan majikan.
Sangat miris, seorang Jenderal yang terus berkoar-koar ingin membela rakyat dan sangat ambisi jadi presiden sampai empat kali ikut kontestasi Pilpres, cuma puas jadi jongos saja tidak punya nyali untuk jadi seorang patriot
Jika keterlibatan Jokowi dan gengnya di aksi 25 dan 28 Agustus semua benar, maka Jokowi telah benar-benar membuat makar untuk kudeta dan harus dihukum.
Gibran sebagai Wapres sebenarnya adalah musuh dalam selimut Prabowo dan harus segera dilengserkan. Pilihan bagi Prabowo hanya dua : melengserkan Gibran atau dia sendiri yang akan dilengserkan.
Pintu masuk melengserkan Gibran paling tidak ada dua.
Pertama, tentang keterlibatannya di berbagai kasus korupsi sebagaimana yang dilaporkan Ubaidillah Badrun ke KPK.
Kedua, menelusuri kasus ijazah Gibran dan juga pendidikannya, yang disinyalir juga palsu.
Keterlibatan Genk Solo dalam Aksi 25 dan 28 Agustus tampak bukan saja dari bukti-bukti di lapangan yang menuntut Prabowo mundur, tapi juga komentar dari para pendukung Jokowi-Gibran, baik dari PSI maupun relawan pecinta Jokowi yang intinya Prabowo sudah tidak kompeten tidak bisa menjaga keamanan negara dan sebaiknya mundur saja,.
Demikian juga adanya berbagai kebijakan geng Solo yang memblokit jutaan nasabah melalui PPATK dan kebijakan menindas dan mencekik rakyat sehingga membangkitkan amarah rakyat yang luar biasa.
Kegagalan pemerintahan Jokowi selama 2 periode ternyata tidak menyurutkan Jokowi untuk terus berkuasa.
Jokowi jelas bukan seorang nasionalis, apalagi patriot yang ingin membela bangsa dan negara.
Jokowi dan genknya hanya berambisi untuk terus berkuasa dan cawe-cawe dengan menobatkan bocah ingusan Gibran untuk naik menjadi presiden.
Sebagaimana juga ketika berkuasa, Jokowi akan selalu mengambil jalan kotor, licik, curang, menipu dan melanggar hukum.
Dosa-dosa politik Jokowi terlalu banyak, maka untuk menutup dosa-dosa itu dia ingin terus menyandera negara.
Jika langkah Jokowi ini dibiarkan, negara akan benar-benar hancur lebur.
Memang saat ini Jokowi masih memiliki pendukung yang kuat baik dari kalangan militer, tokoh PKI, para preman, sampai oligarki taipan.
Dengan alasan itu Jokowi sangat pede untuk tetap bisa mengendalikan pemerintahan Prabowo dan menghantarkan Gibran untuk menjadi presiden.
Dengan melihat sepak terjang Jokowi selama ini, masih adakah yang tertipu dan mendukung makar Jokowi dan Geng Solo? ***
Artikel Terkait
Polisi Bunuh Warga Sipil, Presiden Prabowo: Itu Khilaf!
Sebelum Ditangkap, Delpedro Marhaen Ungkit Parcok di 2024: Polisi Sedang Memanen Dosa-Dosanya!
Satu Keluarga Sahroni Ditemukan Tewas Terkubur Dalam Rumah di Indramayu
Blak-Blakan! Eks Anggota BIN Ungkap Hal Mengejutkan: Demo Didanai Riza Chalid?