Mengulik Kekayaan Indonesia vs Malaysia, Siapa Yang Lebih Makmur?

- Sabtu, 06 September 2025 | 07:45 WIB
Mengulik Kekayaan Indonesia vs Malaysia, Siapa Yang Lebih Makmur?

Angka ini hampir tiga kali lipat dari Indonesia yang menurut BPS per 5 Februari 2025 hanya berada di level US$4.960,3 atau sekitar Rp78,62 juta per tahun.


Selain itu, pertumbuhan ekonomi Malaysia pada tahun 2024 mencapai 5.1 persen, sedikit lebih tinggi dari Indonesia yang tumbuh 5.03 persen. 


Jadi, dari segi pendapatan rata-rata per orang dan kecepatan pertumbuhan, Malaysia masih unggul dibandingkan Indonesia.


Kondisi Kekayaan Indonesia


Pada tahun 2024, perekonomian Indonesia tercatat mencapai Rp22.139,0 triliun berdasarkan harga berlaku.


Dari jumlah tersebut, rata-rata pendapatan masyarakat atau PDB per kapita berada di angka Rp78,62 juta, naik dari Rp74,96 juta pada tahun sebelumnya.


Jika dibagi secara sederhana, pendapatan ini setara sekitar Rp6.55 juta per bulan. 


Sementara dalam kurs dolar, nilai US$4.960,3 per tahun setara kurang lebih US$413,36 per bulan.


Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai 5.03 persen, sedikit melambat dibanding capaian tahun 2023 yang tumbuh 5.05 persen.


Dari sisi produksi, sektor Lapangan Usaha Jasa Lainnya menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan mencapai 9.80 persen.


Sedangkan dari sisi pengeluaran, peningkatan tertinggi berasal dari PK-LNPRT (Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga) dengan capaian 12.48 persen.


Kondisi Kekayaan Malaysia


Sedangkan itu, menurut data IMF 2024, Malaysia mencatatkan PDB per kapita sebesar US$14.420, atau setara sekitar US$1.201,67 per bulan.


Jika dibandingkan dengan Indonesia yang hanya sekitar US$413,36 per bulan, pendapatan rata-rata penduduk Malaysia terlihat jauh lebih tinggi.


Berdasarkan laporan dari Bank Negara Malaysia (BNM), ekonomi negeri jiran ini tumbuh sebesar 5.1 persen pada tahun 2024.


Kenaikan tersebut terutama ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, seperti konsumsi rumah tangga dan investasi dalam negeri, serta pemulihan ekspor yang kembali menggeliat setelah sempat melemah.


Sumber: Inilah

Halaman:

Komentar