PARADAPOS.COM - Tidak sedikit publik yang tercengang dengan harta yang dimiliki Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2024 yang dilaporkan pada 19 Januari 2025, Qodari memiliki total kekayaan Rp261 miliar atau tepatnya Rp261.937.383.652.
Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu mengaku meragukan harta yang dimiliki Qodari. Karena ia mengenal Qodari cuma tukang survei, bukan bos perusahaan besar.
Sebagai orang yang berkecimpung di lembaga survei, LHKPN Qodari sebesar Rp261 miliar, menurut Said Didu, sangat luar biasa.
"Mohon maaf Qodari, saya puluhan tahun di birokrasi, saya tahu pebisnis, tapi saya tidak tahu perusahaannya, kecuali tukang survei, memiliki kekayaan ratusan miliar itu tanda tanya besar," kata Said Didu dalam Podcast Madilog bersama Indra J Piliang dikutip dari kanal YouTube Forum Keadilan TV, Rabu 24 September 2025.
Said Didu mengaku tahu banyak harga pembiayaan survei. Sehingga LHKPN Qodari sebesar Rp261 miliar membuatnya geleng-geleng kepala.
Qodari dikenal sebagai figur terkemuka di dunia survei dan pengamatan politik.
Pada November 2006, ia mendirikan Indo Barometer (IB), sebuah lembaga riset independen, di mana ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif.
Sebelumnya Qodari menjabat sebagai Wakil Kepala KSP kini menjadi Kepala KSP menggantikan AM Putranto.
Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 97/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian Kepala Komunikasi Kepresidenan, Kepala dan Wakil Kepala Staf Kepresidenan, serta Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan, Kepala Staf Kepresidenan, serta Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian.
Ditunjuknya M Qodari menduduki jabatan tersebut menjadi sorotan, terlebih rekam jejak kontroversinya sebagai penggagas Jokowi 3 periode kembali diungkit. Satu di antaranya disentil pengamat politik Rocky Gerung.
Selain rekam jejaknya yang jadi sorotan itu, tak sedikit publik penasaran dengan harta kekayaan M Qodari yang kini jadi Kepala KSP tersebut.
Muhammad Qodari lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 15 Oktober 1973.
Ia dikenal luas sebagai peneliti, akademisi, sekaligus analis politik.
Dikutip dari Kompas.com, sebelum menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Qodari adalah Wakil Kepala Staf Kepresidenan sekaligus menjabat sebagai Komisaris Pertamina Hulu Energi (PHE).
Qodari menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1992–1997).
Ia kemudian melanjutkan studi magister di University of Essex, Inggris, pada 2001 dengan fokus kajian perilaku politik (political behaviour) dalam konteks psikologi sosial, dan lulus pada 2002.
Sekembalinya dari Inggris, Qodari bergabung dengan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) sebagai peneliti.
Pada 2003, ia dipercaya menjadi Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) sekaligus Chief Editor Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine.
Karier Qodari semakin menanjak setelah menjabat sebagai Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia pada 2005.
Setahun kemudian, ia mendirikan lembaga survei independen Indo Barometer, yang dikenal aktif melakukan riset sosial-politik di Indonesia.
Tidak berhenti di situ, Qodari kemudian menempuh pendidikan doktoral di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2007.
Artikel Terkait
Kisah Tragis Ratu Sekar Kedaton: Diasingkan ke Manado Hingga Akhir Hayat
Sabrina Jodohkan Deddy Corbuzier dengan Riyuka Bunga, Respons Deddy Bikin Heboh
Kronologi Mengerikan! Hansip Atim Suhara Tewas Ditembak Maling Saat Patroli, Pelaku Kabur ke Lampung
Mbak Rara Diusir Security BLACKPINK: Fakta Pawang Hujan Masuk GBK Tanpa Izin