Kisah Tragis Ratu Sekar Kedaton: Permaisuri Raja Jawa yang Wafat di Pengasingan Manado
Sejarah Keraton Yogyakarta menyimpan banyak cerita, salah satunya adalah kisah tragis Ratu Sekar Kedaton. Ia adalah salah satu permaisuri sah Sultan Hamengkubuwana V yang harus menjalani hidup di pengasingan di Manado, jauh dari kemewahan istana.
Siapa Ratu Sekar Kedaton?
Ratu Sekar Kedaton bukanlah sembarang perempuan. Ia merupakan istri sah dari Sultan Hamengkubuwana V, penguasa Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-19. Sebagai seorang permaisuri, darah birunya sangat kuat dan dianggap murni untuk trah kerajaan.
Konflik Suksesi dan Pengasingan ke Manado
Tragedi hidup Ratu Sekar Kedaton dimulai setelah wafatnya Sultan Hamengkubuwana V. Terjadi konflik internal di keraton mengenai siapa yang berhak naik takhta. Ratu Sekar Kedaton dengan tegas menolak penetapan Sultan Hamengkubuwana VII sebagai penerus. Ia meyakini bahwa putranya, Pangeran Timur Muhammad (atau Pangeran Suryangalaga), adalah pewaris sah yang sebenarnya.
Sayangnya, sikap tegasnya ini dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah kolonial Belanda yang saat itu memiliki pengaruh besar dalam politik istana. Akhirnya, dengan tekanan dari Belanda, Ratu Sekar Kedaton dan putranya dibuang secara diam-diam ke Manado pada tahun 1883.
Artikel Terkait
Banjir Bandang Agam Sumbar 2025: Puluhan Rumah Terendam, Penyebab & Dampak
Susi Pudjiastuti: 80% Pejabat RI Bermental Maling, Benarkah? Analisis Lengkap
Demo Aceh Ricuh: TNI Amankan Bendera Bulan Bintang, Warga Tuntut Status Bencana Nasional
Polemik Ijazah Jokowi: Prediksi Presiden Terbukti, Debat Masih Berlanjut