PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengelola Whoosh merupakan perusahaan patungan antara:
- Konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI): 60%
- Konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd: 40%
Komposisi pemegang saham PSBI meliputi PT Kereta Api Indonesia (51,37%), PT Wijaya Karya (39,12%), PT Jasa Marga (8,30%), dan PT Perkebunan Nusantara I (1,21%).
Dampak pada Kinerja Keuangan KAI
Proyek ini memberikan tekanan besar terhadap kinerja keuangan PT KAI. Total utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditanggung melalui KCIC mencapai Rp 116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dollar AS, termasuk pembengkakan biaya. Beban ini menyebabkan KAI dan KCIC masih mencatatkan kerugian pada semester I-2025.
Peringatan Mantan Dirut KAI
Mantan Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan bahwa ia telah lama mengantisipasi masalah dalam proyek ini. "Saya di korporasi cukup lama, begitu baca feasibility study-nya, sudah langsung saya tangkap kalau ini akan jadi masalah besar," ujar Didiek dalam diskusi Meet The Leaders di Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
Proyek Bom Waktu
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin sebelumnya telah menyatakan bahwa kereta cepat Whoosh menjadi "Bom Waktu" bagi perseroan. Pihaknya kini tengah menyiapkan langkah untuk membahas utang proyek tersebut bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anggara Nusantara (BPI Danantara).
Sumber: Paradapos.com
Artikel Terkait
Bandara IMIP Morowali Beroperasi Tanpa Bea Cukai, Menhan Sjafrie Tegaskan: Tidak Boleh Ada Negara di Dalam Negara
Ustaz Derry Sulaiman Buka Suara Soal Laporan Perselingkuhan Inara Rusli & Insanul Fahmi
Viral Jasa Nikah Siri Rp 1,5 Juta di TikTok: Paket Lengkap, Bahaya & Peringatan MUI, NU, Muhammadiyah
Charles Holland Taylor Dipecat dari PBNU: Profil, Peran, dan Kronologi Kontroversi