Biaya Rekonstruksi Gaza Capai Rp881 Triliun, 90% Bangunan Hancur
Jalur Gaza memerlukan dana rekonstruksi yang sangat besar menyusul kehancuran masif akibat dua tahun serangan Israel. Laporan terbaru mengungkap sekitar 90 persen bangunan di wilayah kantong itu hancur.
Laporan Penilaian Kerusakan dan Kebutuhan Sementara (IRDNA) Gaza dan Tepi Barat yang dirilis Bank Dunia, Uni Eropa, dan PBB pada Februari 2025 memperkirakan biaya rekonstruksi mencapai 53 miliar dolar AS (Rp881 triliun). Kebutuhan jangka pendek dalam tiga tahun pertama pasca-perang diperkirakan sekitar 20 miliar dolar AS (Rp332,4 triliun).
Berdasarkan data situasi dari Oktober 2023 hingga Januari 2025, kerusakan fisik diperkirakan mencapai 29,9 miliar dolar, sementara kerugian ekonomi dan sosial mencapai 19,1 miliar dolar.
Perumahan menjadi sektor yang paling terdampak di Gaza. IRDNA menyatakan 15,2 miliar dolar atau 30 persen dari total biaya dialokasikan untuk membangun kembali rumah. Untuk jangka pendek tiga tahun, kebutuhan perumahan membutuhkan dana 3,7 miliar dolar, sementara jangka menengah hingga panjang membutuhkan 11,4 miliar dolar AS.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkap Israel telah menghancurkan 92 persen rumah warga Palestina di Gaza hingga Mei 2025.
Artikel Terkait
Andre Rosiade Ingin Ganti Shin Tae-yong demi Prestasi, Nyatanya Hasil Timnas Malah Jeblok!
Irak vs Indonesia: Kekalahan 0-1 Gagalkan Mimpi Garuda ke Piala Dunia 2026
TNI Gugur Diserang OPM Saat Anjangsana, Ini Kronologi Lengkapnya
DPR Soroti IMB: Kementerian PU Didesak Urus Perizinan Sebelum Bangun Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Pakai APBN