Masalah lain yang diungkap dalam sidak ini adalah penggunaan armada truk pengangkut air yang menjadi biang keladi kerusakan jalan provinsi yang baru dibangun. Hasil pengecekan di lokasi membuktikan adanya praktik kelebihan muatan yang brutal.
Truk yang seharusnya hanya berkapasitas 5 ton, dipaksa mengangkut beban hingga 13 ton. Kelebihan muatan yang hampir tiga kali lipat ini menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur publik.
Lebih parahnya lagi, para sopir yang menanggung risiko membawa beban berlebih hanya diupah Rp 125.000 hingga Rp 150.000 per hari. KDM menyebut ini sebagai bentuk ketidakadilan dan eksploitasi terhadap sopir.
Ultimatum Keras Dedi Mulyadi ke Aqua
Menyikapi temuan-temuan tersebut, Dedi Mulyadi tidak main-main dan langsung mengeluarkan serangkaian ultimatum tegas kepada manajemen PT Tirta Investama:
- Pasang Timbangan Permanen: KDM akan memasang jembatan timbang di lokasi pabrik untuk memastikan tidak ada lagi truk yang kelebihan muatan.
- Wajib Ganti Armada: Perusahaan diultimatum untuk segera mewajibkan seluruh distributornya menggunakan truk kecil (sumbu dua) dan melarang truk raksasa (sumbu tiga atau lebih).
- Ancaman Pencabutan Izin: Peringatan paling keras dilontarkan KDM. Ia mengancam tidak akan memperpanjang izin pengambilan air perusahaan jika tuntutan penggantian armada tidak dipenuhi.
- Perintah Salurkan Air: KDM langsung menginstruksikan pihak pabrik untuk berkoordinasi dengan kepala desa agar air bersih yang selama ini dibuang, segera dialirkan ke bak penampungan untuk didistribusikan kepada warga.
Sumber artikel asli: Suara.com - Momen Dedi Mulyadi Ngamuk di Pabrik Aqua
Artikel Terkait
Bangkai Orangutan Tapanuli Ditemukan Tertimbun Kayu di Tengah Operasi SAR: Kronologi & Fakta Lengkap
Forum Kiai NU Jawa Desak MLB, Usul Rhoma Irama Pimpin PBNU - Konflik Internal Terbaru
Dandhy Laksono: Bencana Sumatra Bukan Alam, Tapi Bencana Buatan Manusia - Analisis Lengkap
Ade Tya Bocorkan Isi Chat Rahasia dengan Ari Lasso, Picu Ancaman Keras dari Dearly Djoshua