Jika terwujud, ini akan menjadi pertemuan kedua Trump dengan Al Sharaa. Kedua pemimpin sebelumnya telah bertemu pada Mei lalu di Riyadh, Arab Saudi. Saat itu Trump mengumumkan akan mencabut sanksi terhadap Suriah serta mempertimbangkan untuk menormalisasi hubungan kedua negara.
Perkembangan ini mengubah secara drastis kebijakan AS terhadap Suriah, termasuk sikap Trump terhadap Al Sharaa yang merupakan mantan tokoh Al Qaeda. AS pernah mengadakan sayembara untuk kepala Al Sharaa sebesar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp166 miliar, yang kemudian dicabut pada Desember lalu setelah tumbangnya pemerintahan Bashar Al Assad.
Kepemimpinan Al Sharaa dan HTS
Trump mengaku takjub dengan kemampuan dan kepemimpinan Al Sharaa yang mampu menggulingkan rezim Assad yang sudah berkuasa puluhan tahun. Kelompok yang dipimpin Sharaa, Hayat Tahrir Al Sham (HTS), berhasil merebut satu demi satu kota penting sampai akhirnya menaklukkan Damaskus, memaksa Presiden Bashar Al Assad kabur ke Rusia.
Sharaa memimpin kelompok HTS yang di masa lalu berafiliasi dengan Al Qaeda sebelum memutuskan hubungan pada 2016. Meskipun demikian, HTS saat ini masih ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB, AS, dan Inggris.
"Saya kira dia punya potensi. Pria tangguh," ujar Trump menggambarkan sosok Sharaa saat pertemuan di Riyadh.
Artikel Terkait
Menteri Keuangan Bantah Isu IKN Jadi Kota Hantu: Proyek Tetap Jalan
Waspada Cuaca Ekstrem BMKG November 2025 - Februari 2026: Wilayah & Antisipasi
Ariel Noah & Armand Maulana Dapat Dukungan Golkar Perbaiki Sistem Royalti Musik
Anggota DPR Joget di Sidang Parlemen, Saksi MKD Klarifikasi Bukan karena Gaji Naik