Israel juga dituding menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan yang vital. Militer Israel belum membuka akses penuh bagi konvoi bantuan dan masih menutup perlintasan Rafah, satu-satunya jalur penghubung Gaza dengan dunia luar melalui Mesir. Akibatnya, ribuan pasien dalam kondisi gawat darurat tidak dapat dievakuasi untuk mendapatkan perawatan. Data menunjukkan dari 13.200 truk bantuan yang seharusnya masuk, hanya 3.203 truk yang diizinkan, dengan lebih dari 6.000 truk lainnya masih tertahan di wilayah Mesir.
3. Penghalangan Proyek Pemulihan dan Evakuasi Jenazah
Meskipun protokol gencatan senjata mengizinkan masuknya alat berat untuk mengevakuasi jenazah dan membersihkan reruntuhan, Israel hanya mengizinkan sebagian kecil peralatan. Thawabteh menambahkan bahwa peralatan yang diizinkan pun diprioritaskan untuk mencari jenazah sandera Israel, bukan korban Palestina. Situasi ini menyebabkan sekitar 9.500 warga Palestina masih dinyatakan hilang, baik tertimbun reruntuhan maupun tidak diketahui keberadaannya.
4. Penolakan Terhadap Pemukiman Pengungsi
Kesepakatan gencatan senjata seharusnya memungkinkan pengiriman lebih dari 300.000 tenda dan rumah mobil untuk menampung pengungsi. Namun, hingga awal November 2025, Israel belum mengizinkan masuknya perlengkapan penting ini. Akibatnya, sekitar 288.000 keluarga Palestina terpaksa tinggal di jalanan dan area publik tanpa tempat berlindung yang layak.
Dampak Kerusakan Infrastruktur dan Ekonomi di Gaza
Serangan dan blokade berkepanjangan telah menghancurkan sekitar 90 persen infrastruktur sipil di Jalur Gaza. Kerugian material awal diperkirakan mencapai 70 miliar dolar AS, mencakup kerusakan parah pada fasilitas kesehatan, pendidikan, perumahan, serta jaringan listrik dan air bersih.
Alih-alih membawa kelegaan, gencatan senjata justru menjadi alat untuk menekan rakyat Gaza. Pelanggaran berulang oleh Israel, pemblokiran bantuan, serangan sporadis, dan keterlambatan rekonstruksi memperpanjang penderitaan lebih dari dua juta warga yang masih bertahan di wilayah yang porak-poranda.
Artikel Terkait
Timnas Indonesia U-17 Puasa Medsos, Kunci Fokus Hadapi Piala Dunia 2025
Subsidi BBM & Listrik Pakai Face Recognition, Ini Tujuan dan Dampaknya
TNI Tambah Batalyon Kesehatan, Jalankan Perintah Presiden Prabowo
Pesan Nova Arianto untuk Timnas U-17: Kunci Sukses di Piala Dunia 2025