Pernyataan Trump ini menanggapi komentar Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) yang menegaskan negaranya tidak akan bergabung Perjanjian Abraham tanpa solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Menanggapi hal ini, Trump menyatakan: "Saya tidak tahu apakah ini akan menjadi dua negara, itu akan bergantung pada Israel, orang lain, dan saya."
Hubungan Trump dengan Netanyahu
Trump juga mengungkapkan pendekatannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa ia tidak akan terus-menerus menekan Netanyahu untuk mengakui negara Palestina. Trump memuji Netanyahu sebagai "pemimpin yang sangat berbakat" dan menyebutnya "baik-baik saja" dalam konteks perundingan perdamaian.
"Dia adalah Perdana Menteri masa perang. Saya bekerja sama sangat baik dengannya. Saya perlu sedikit mendesaknya, dengan cara apa pun. Saya rasa saya telah melakukan tugas yang hebat dalam mendesaknya," tambah Trump mengenai hubungannya dengan Netanyahu.
Trump menegaskan bahwa Netanyahu adalah pemimpin yang tidak mudah didesak, namun justru itulah yang dibutuhkan Israel saat ini. "Sebenarnya, orang seperti itulah yang dibutuhkan di Israel saat ini. Dia sangat penting," pungkas Trump.
Artikel Terkait
Aramco Cetak Laba Rp467 Triliun di Kuartal III 2025, Tembus Ekspektasi Pasar
Mbak Tutut dan Hary Tanoesoedibjo Akhiri Konflik 23 Tahun, Begini Kesepakatan Mereka
Kartu VAR di Piala Dunia U-17 2025: Aturan Baru FIFA untuk Timnas Indonesia
Peran TNI di Sekolah Rakyat: Bentuk Karakter Disiplin Siswa Tanpa Masuk Kurikulum