Oleh karena itu, penelitian untuk mengetahui lokasi dan letak sesar menjadi sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.
Baca Juga: Dampak Tol Cisumdawu: Anggota Brimob Polda Jabar Meninggal Dunia
Untuk sesar yang sudah teridentifikasi, Ismawan menyatakan bahwa studi masih harus terus dilakukan untuk menjelaskan arah sesar, karena garis pergerakan sesar memiliki potensi merusak yang besar.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa gempa bumi biasanya diikuti oleh gempa susulan dengan getaran lebih kecil, namun hal ini tidak mengurangi tingkat bahaya dari gempa tersebut.
“Karena pada saat gempa utama banyak infrastruktur yang sudah mulai rusak, sehingga mungkin digoyang sedikit saja bisa rusak. Jadi tidak bisa mengatakan bahwa gempa susulan lebih aman,” jelas Ismawan.
Ismawan juga menegaskan bahwa gempa bumi di Kota Sumedang tidak disebabkan oleh aktivitas sesar Cileunyi-Tanjungsari yang sudah terpetakan. Meski demikian, masyarakat di wilayah Jatinangor yang juga dilalui oleh sesar ini harus tetap waspada.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tinewss.com
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA