Jika mengacu pada klaim Guillot, maka kamper yang dicatat dalam Al-Quran dan riwayat Nabi Muhammad atau digunakan dalam pengawetan mumi di Mesir, berasal dari Barus, Sumatera.
Lebih lanjut, sejarawan Jajat Burhanudin dalam Islam Dalam Arus Sejarah Indonesia (2020) menceritakan, Barus memang sudah dikenal lama dalam dunia perdagangan. Bahkan, nama Barus sudah dikenal sebagai bandar kuno sejak abad ke-1 Masehi berdasarkan catatan ahli Romawi, Ptolemy. Biasanya, para pedagang Arab mengunjungi daerah tersebut melalui rute tersendiri.
Jajat menduga, orang Arab dan Persia tiba di Barus melalui perjalanan langsung dari Teluk Persia, melewati Ceylon, lalu tiba di Pantai Barat Sumatera. Pada titik inilah, Barus terbukti sebagai daerah penghasil kamper dan sudah berkembang jadi pelabuhan penting di Sumatera.
Seiring waktu, Barus jadi pelabuhan krusial di era Kerajaan Sriwijaya abad ke-10. Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya (1996) menceritakan, kamper sudah jadi barang yang sangat laku di pasar internasional. Banyak para pengembara Arab berkunjung ke sana menggunakan kapal-kapal besar untuk mengangkut kamper.
Belakangan peran penting kamper juga tak hanya di sektor perdagangan, tetapi juga religi. Kelak, sejarah Indonesia mencatat berkat perdagangan kamper terjadi proses Islamisasi di Nusantara pada abad ke-7 Masehi. Sampai sekarang, kamper di Barus masih diperdagangkan.
Sumber: cnbc
Artikel Terkait
ADMM-Plus 2025: Hasil, Isu Dibahas, dan Peran Indonesia
Hasil Liga Italia: Debut Manis Spalletti Bawa Juventus Menang, Napoli Ditahan Como
Gempa Magnitudo 3.0 Guncang Bandung, Terasa hingga Kertasari dan Pangalengan
Baku Tembak TNI vs IDF di Gaza: Analisis Dampak dan Krisis Diplomasi Indonesia