Mereka hanya berhenti berperang ketika Israel mengakhiri serangannya di Gaza terhadap sekutu mereka, Hamas.
"Kami akan (berjuang) bahu-membahu dengan Hizbullah jika perang habis-habisan terjadi," kata seorang pejabat kelompok yang didukung Iran di Irak kepada The Associated Press di Bagdad.
Pejabat itu, bersama seorang lainnya dari Irak, mengatakan beberapa penasihat dari Irak sudah berada di Lebanon.
Diberitakan Al Jazeera, sebanyak 21.000 anak belum ditemukan sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober, menurut Save the Children.
Kelompok advokasi menyerukan gencatan senjata untuk mencari anak-anak yang hilang.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pertempuran sengit di Gaza hampir berakhir, namun menegaskan perang akan terus berlanjut meskipun kesepakatan gencatan senjata disepakati dengan Hamas.
Kelompok Palestina mengatakan komentar Netanyahu menunjukkan dia menolak proposal yang diajukan Biden pada 31 Mei.
Sementara itu, dua bayi lagi meninggal karena kekurangan gizi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, sehingga jumlah korban meninggal akibat kelaparan dan kehausan menjadi 31 orang, kata para pejabat kesehatan.
Investigasi bersama oleh Al Jazeera dan Arsitektur Forensik menemukan bahwa sebuah tank Israel menembaki mobil keluarga gadis Palestina berusia enam tahun Hind Rajab dari jarak 13-23 meter (42-75 kaki).
Setidaknya 37.598 orang telah tewas dan 86.032 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan pimpinan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA