Israel Tentukan Syarat Ketat untuk Pasukan Perdamaian Gaza: Turki Ditolak, Ini Alasannya

- Selasa, 28 Oktober 2025 | 05:00 WIB
Israel Tentukan Syarat Ketat untuk Pasukan Perdamaian Gaza: Turki Ditolak, Ini Alasannya

Misi penjaga perdamaian merupakan bagian integral dari rencana perdamaian Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Rencana ini telah disetujui oleh Israel dan Hamas, serta diformalkan melalui Deklarasi Perdamaian Gaza yang ditandatangani pada 13 Oktober 2025.

Penandatanganan deklarasi tersebut melibatkan pemimpin dunia termasuk Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Deklarasi ini menandai dimulainya gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas, yang mencakup:

  • Penarikan pasukan Israel ke garis kuning
  • Pertukaran tahanan
  • Masuknya bantuan kemanusiaan

Implikasi dan Dampak Kebijakan Israel

Tahap berikutnya dalam proses perdamaian adalah pengiriman pasukan penjaga perdamaian internasional yang bertugas memastikan stabilitas dan mengawasi proses rekonstruksi Gaza. Sejumlah negara termasuk Qatar, Indonesia, Malaysia, dan Turki telah menyatakan kesiapan berpartisipasi.

Namun dengan kebijakan baru Israel yang menolak negara "bermusuhan", masa depan partisipasi Turki dalam misi perdamaian Gaza kini dipertanyakan. Kebijakan ini diperkirakan akan mempengaruhi komposisi dan dinamika pasukan perdamaian internasional di wilayah konflik tersebut.

Halaman:

Komentar