"Saya mungkin berbeda dengan pandangan, ini justru dua kekuatan yang sangat besar, dua kekuatan penopang utama dengan tupoksi yang berbeda, bukan bersaing. Dua ini ibarat rel kereta api dengan tujuan yang sama," jelas Anton.
Lebih lanjut, Anton Permana memaparkan pembagian peran di antara keduanya. Menurut analisanya, Dasco lebih diprioritaskan untuk menangani wilayah politik dan sipil, sementara Sjafrie berfokus pada wilayah pertahanan dan keamanan.
"Ini hanya teknis saja. Mungkin di saat sekarang Pak Sjafrie dalam hal pemberantasan illegal mining. Tapi dalam hal komunikasi politik, masalah kebijakan-kebijakan (ada di) Dasco. Saya lihat ini dua kekuatan yang besar," pungkas Anton menutup penjelasannya.
Pernyataan pengamat geopolitik ini diharapkan dapat memberikan klarifikasi atas isu internal yang ramai diperbincangkan publik, sekaligus menegaskan posisi kedua figur kunci dalam struktur pemerintahan saat ini.
Artikel Terkait
Krisis PBNU: Ancaman PBNU Tandingan & Desakan Muktamar Luar Biasa
Komisi III DPR Tolak Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden: Alasan & Dampaknya
Pembalakan Liar di Sumatera Diduga Picu Banjir Bandang, Desakan Tangkap Korporasi Menguat
Dasco vs Sjafrie: Sinergi Dua Penopang Utama Pemerintahan Prabowo, Bukan Rivalitas