“Namun suatu saat nanti kebenaran pasti akan jadi pemenang. Karena kebenaran memiliki watak tidak bisa memudar oleh waktu dan tidak goyah oleh rekayasa kebohongan,” imbuhnya dengan yakin.
Ditegaskannya, kebenaran tidak bergantung pada penerimaan manusia untuk menjadi benar, ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk diakui sebagai kebenaran.
Ia mengungkapkan sebagaimana sejarah telah membuktikan selalu terjadi pembela kebenaran di kalahkan untuk sementara waktu tetapi waktunya waktunya akan menang menggilas kebatilan, kebohongan dan kejahatan.
“Kebenaran akan menapaki jalannya sendiri—tanpa sensasi, tanpa paksaan, akan menembus kabut dusta, rekayasa dan kebohongan,” tegas Sutoyo.
Sutoyo menekankan kebenaran tidak akan bisa dikalahkan.Mengalahkan kebenaran hanyalah ilusi sementara.
Karena di ujung jalan, kebohongan akan kelelahan dalam mempertahankan sandiwara.
Pada saat yang tepat kebenaran akan menyeruak menjadi kekuatan dahsyat menyapu meluluh lantakan kebatilan.
Dari diskusi itu sampai pada kesimpulan bahwa Jokowi boleh tepuk tangan dari hasil rekayasa culas, tapi ingat kebenaran tidak akan mencari tepuk tangan karena itu hak Tuhan.
Karma atas perbuatannya sudah di depan pintuku, segera menerkam, tamatlah riwayatmu.
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Pengibaran Bendera Aceh di Lhokseumawe Bukan Subversif, Ini Penjelasan Pakar Hukum
Dokter Tifa Soroti Paparan Bareskrim: Ijazah Jokowi dan Sinyal Usut Koran KR?
Pesan Natal Kardinal Suharyo: Seruan Pertobatan Pejabat di Tengah Maraknya Kepala Daerah Diciduk KPK
Pilkada Lewat DPRD: Hanya Akal-Akalan Elite Politik untuk Kekuasaan?