Para analis politik menilai penurunan elektabilitas PDIP dapat diindikasikan pada semakin kentalnya dukungan Jokowi kepada Prabowo, yang menggeser preferensi politik dari Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Migration pemilih Jokowi dari PDIP ke Gerindra diklaim cukup tinggi, terutama dari pemilih di basis Jokowi yang awalnya memberikan tingkat kepuasan positif sebesar 70-80%.
Baca Juga: Benarkah Presiden Jokowi Meninggalkan PDIP dan Bergabung dengan Partai Amanat Nasional?
Anjloknya elektabilitas PDIP juga dianggap sebagai konsekuensi dari strategi politik yang kurang tepat, terutama terkait penyerangan terhadap kinerja Jokowi setelah putusan Mahkamah Konstitusi dan majunya Gibran dalam pilpres.
PDIP terpaksa merangkul kembali Jokowi dan merevisi strategi politik yang sebelumnya bersifat konfrontatif.
Namun, sikap PDIP yang melunak pada Jokowi dalam dua minggu terakhir dan dianggap tidak mendapat respon positif dari presiden.
Klaim Partai Golkar bahwa Jokowi lebih nyaman dengan mereka daripada PDIP, hal ini semakin diperkuat oleh simbol-simbol partai lain yang sering digunakan oleh Jokowi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: insiden24.com
Artikel Terkait
Pengibaran Bendera Aceh di Lhokseumawe Bukan Subversif, Ini Penjelasan Pakar Hukum
Dokter Tifa Soroti Paparan Bareskrim: Ijazah Jokowi dan Sinyal Usut Koran KR?
Pesan Natal Kardinal Suharyo: Seruan Pertobatan Pejabat di Tengah Maraknya Kepala Daerah Diciduk KPK
Pilkada Lewat DPRD: Hanya Akal-Akalan Elite Politik untuk Kekuasaan?