Alasan pemilihan platform Twitter adalah karena jejak digital di sana lebih sulit dihilangkan dibandingkan platform lain seperti TikTok.
Menurutnya, afiliasi, pola dukungan, hingga rekam jejak fitnah dan perundungan digital (doxing) dari akun-akun tersebut dapat dilacak dengan jelas.
"Kalau di Twitter kan bisa ditelusuri gitu, afiliasinya ke mana, siapa yang mereka dukung, siapa yang mereka lawan, dan bagaimana mereka selama ini melakukan fitnah dan doxing kepada orang-orang yang bertentangan dengan mereka," jelas Ferry.
Dengan membongkar akun-akun ini, Ferry menegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi bukanlah dimulai oleh masyarakat, mahasiswa, ataupun buruh.
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dapat serius menelusuri petunjuk ini untuk mengungkap siapa sebenarnya yang bermain di balik layar.
👇👇
TAGS
TAGS2
TAGS3
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Roy Suryo Cs Rilis Black Paper Gibrans Usai Jokowis White Paper, Benarkah untuk Makzulkan Wapres?
Gibran Dinilai Kian Melempem: Tinjauan Kinerja Setahun Prabowo dari Pengamat Sospol
APBD Jabar Rugi! Purbaya Sentil KDM Soal Bunga Giro Rendah, BPK Bisa Turun Tangan
Aqua Terancam Gugatan Hukum Atas Dugaan Penipuan terhadap Konsumen