Ia menuding bahwa pelaku perusakan tersebut bukanlah massa aksi biasa, melainkan oknum-oknum dengan kemampuan khusus layaknya aparat.
Virdian berargumen bahwa tingkat kerusakan yang ditimbulkan, terutama pada objek yang terbuat dari material kuat seperti besi, tidak mungkin dilakukan oleh demonstran biasa tanpa peralatan khusus.
Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya pihak yang terlatih di balik aksi anarkis tersebut.
"Orang-orang yang bisa membakar sekelas halte adalah orang-orang dengan kemampuan aparat tingkat tinggi, karena bisa membakar besi dan sebagainya," tegas Virdian dalam podcast bersama Richard Lee yang tayang di YouTube, Selasa, 2 September 2025.
Kecurigaan ini diperkuat dengan pengalamannya saat mengikuti aksi serupa pada tahun 2020 lalu.
Saat itu, terjadi pula pembakaran Halte Sarinah yang menurut investigasi media, juga didalangi oleh oknum profesional.
"Dan dikatakan, orang-orang yang bisa membakar sekelas halte adalah orang-orang dengan kemampuan aparat tingkat tinggi," ulangnya.
Virdian juga menyoroti adanya laporan mengenai pembakaran server optik yang lokasinya tidak diketahui oleh masyarakat umum.
"Massa aksi mana yang tahu server optik itu di mana?" tanyanya retoris.
Tudingan ini memperkuat dugaannya bahwa ada pihak yang sengaja menciptakan kekacauan untuk tujuan tertentu.
Hal ini, menurutnya, adalah bagian dari skenario besar yang sedang dimainkan untuk mengacaukan situasi.
👇👇
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Kemensos Perbarui Data Tunggal Sosial: Kunci Bansos Tepat Sasaran & Antisipasi Bencana
Usul Mencengangkan: Pemilu 2029 Bisa Dicoblos 1 Minggu, Ini Kata Politikus PKS!
E-Voting Pemilu 2029: Bawaslu Dukung Penuh untuk Efisiensi & Transparansi
PP 38/2025 Resmi Berlaku: Pemda, BUMN, & BUMD Kini Bisa Pinjam Dana APBN, Ini Dampaknya!