"Hal itu dapat membantu meredam ekskalasi gejolak di masyarakat," ujarnya.
Namun, kata eks Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu, peluang Megawati hadir sangat kecil jika Gibran hadir dalam pertemuan pada Minggu kemarin.
Sebab, lanjut Jamiluddin, Megawati sudah sejak awal tidak mengakui Gibran karena pencalonan putra Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) itu cacat secara hukum.
"Tampaknya, Prabowo memahami masalah psikologis dan sosiologis tersebut. Prabowo menilai lebih strategis kehadiran Megawati daripada Gibran dalam pertemuan tersebut," katanya.
Jamiluddin sendiri menilai ketidakhadiran Gibran saat pertemuan Prabowo dengan ketum parpol bukan atas dasar Kepala Negara tidak nyaman dengan keberadaan eks Wali Kota Solo itu.
"Jadi, kehadiran Megawati lebih diperlukan dalam momen kritis tersebut. Pertimbangan Prabowo ini tampaknya tepat dan hasilnya efektif dalam meredam amarah masyarakat," kata dia.
Sumber: JPNN
Artikel Terkait
Aqua Terancam Gugatan Hukum Atas Dugaan Penipuan terhadap Konsumen
Prabowo Satukan Indonesia: Mengakhiri Era Cebong dan Kampret
Ketua KPU Sewa Private Jet Rp 90 Miliar, Terungkap Perjalanan Mewah ke Bali hingga Kalsel!
Siapa Paling Diuntungkan dari Kereta Cepat Whoosh? Fakta Mengejutkan Terungkap!