Mendengar itu, Rocky menegaskan dirinya serius kala itu. Karena sejumlah alasan.
“Saya enggak bergurau. Karena waktu itu, saya punya prinsip, calon presiden itu dia mesti lulus pertama bukan elektabilitas, tetapi eticility. Elektabilitas. Pak Mahfud pasti lulus. Lapisan kedua adalah intelektualitas. Mahfud MD pasti lulus. Baru kita izinkan dia uji elektabilitas,” jelasnya.
Itu, kata dia, berbeda dengan saat ini. Sekarang malah terbalik.
“Nah, sekarang calon presiden, calon PRD, diuji elektabilitas dulu, padahal dia defisit intelektualitas, defisit elektabilitas,” terangnya.
“Jadi pada waktu itu di dalam pikiran saya hanya Mahfud MD yang lolos elektabilitas, lulus intelektualitas, baru elektabilitas,” sambungnya.
Menggambarkan hubungannya dengan Mahfud, Rocky menyebut bahwa mereka bersahabat dalam kebaikan. Sebuah persahabatan yang tumbuh karena satu visi.
“Jadi persahabatan saya dengan Pak Mahfud itu, persahabatan karena kebaikan bersama,” pungkasnya.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Viral! Megawati Soekarnoputri Ungkap Masa Muda: Aku Pintar, Cantik, Banyak yang Naksir
Sufmi Dasco Ahmad Kian Diunggulkan Capres 2029, Ini Sinyal dan Alasannya
Klarifikasi Sahroni: Bantah Hoaks Black Mamba & Dampak Bully pada Anak
Kader PDIP Sindir Jokowi: Memori Sakit Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional