“Reformasi polisi ini bagus, tetapi harus dari puncak, dari atas,” kata dia, Rabu, 8 Oktober 2025.
Napoleon menyoroti sistem kepemimpinan Polri yang dinilainya terlalu sentralistik. Ia bahkan tak segan menyebut bahwa kekuasaan Kapolri bak tak terbantahkan di dalam institusi.
“Kita tahulah di Polri itu 'Tuhan' nya ada dua. Allah sama Kapolri," ucap Napoleon.
Menurutnya, pola kepemimpinan seperti itu membuat semua jajaran di bawah takut bersuara. Dari perwira tinggi hingga bawahannya, kata dia, tak ada yang berani berseberangan dengan Kapolri.
Napoleon pun menegaskan bahwa pembenahan Polri harus menyentuh akar masalah, bukan sekadar seremonial. Ia berharap, Tim Transformasi Reformasi Polri yang dipimpin Komisaris Jenderal Polisi Chryshnanda Dwilaksana benar-benar berani merombak sistem yang dianggap menumpuk kekuasaan di satu tangan, yakni Kapolri.
“Saya yakin, Bintang Tiga sampai ke bawah, semua itu takut sama Kapolri dan tidak mau bertentangan. Jadi tolong, reformasi ini bisa nggak nanti membatasi kewenangan Kapolri, agar tidak lagi seperti dewa pencabut nyawa," katanya.
Sumber: viva
Artikel Terkait
Syahganda Bongkar Fakta di Balik Julukan Politisi Jalanan Jokowi di Forum Bloomberg
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Berpidato Bahasa Inggris di Forum 2025
Strategi PSI 2029: Transformasi dari Partai Jelita ke Jelata demi Menangkan Pemilu
Desakan Mundur Gus Yahya dari Ketum PBNU: Kronologi, Isi Risalah, dan Ultimatum 3 Hari