Rizal menyampaikan kecurigaannya bahwa yang terjadi adalah sebuah sandiwara untuk menutupi kepalsuan. "Gerakan mafia ternyata telah sukses masuk ke kampus ternama. Jaringan itu masif, intensif, manipulatif, dan tentu destruktif," tukasnya. Ia menilai UGM sedang melakukan "harakiri" hanya untuk membela satu orang.
Hasil Uji Forensik Digital dan Keterangan Kepolisian
Rizal mengklaim bahwa semua dokumen ijazah yang pernah ditampilkan, baik oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, rekan-rekan Jokowi, maupun KPUD Surakarta, adalah sama dan telah diuji. "Ijazah model demikian sudah diuji secara digital forensik dan dihasilkan kualifikasi palsu," tandasnya. Ia juga menyoroti bahwa jika ijazah itu asli, Kepolisian seharusnya sudah mengumumkan hasil laboratorium forensiknya.
Kesimpulan: Publik Bosan dengan Drama
Rizal menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa publik telah bosan dengan drama yang berbelit-belit. "Sudahlah, ijazah Jokowi itu memang palsu, palsu. Stop tipu-tipu," kuncinya. Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan rakyat Indonesia adalah bukti, bukan lagi pertunjukan drama.
Sumber artikel asli: fajar.co.id
Artikel Terkait
Krisis PBNU: Ancaman PBNU Tandingan & Desakan Muktamar Luar Biasa
Komisi III DPR Tolak Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden: Alasan & Dampaknya
Pembalakan Liar di Sumatera Diduga Picu Banjir Bandang, Desakan Tangkap Korporasi Menguat
Dasco vs Sjafrie: Sinergi Dua Penopang Utama Pemerintahan Prabowo, Bukan Rivalitas