Mengambil inspirasi dari pemandangan fajar kota, jam tangan ini dibalut dengan warna biru, memancarkan estetika klasik.
Merek tersebut menulis tentang jam tangan tersebut, dan terjemahan bahasa Inggrisnya berbunyi:
“Ini adalah model edisi terbatas yang mengekspresikan senja fajar yang mengelilingi jalanan Ginza, tempat lahirnya Seiko. Ginza adalah kota dengan budaya unik yang berkembang seiring tradisi dan inovasi hidup berdampingan. Meskipun Ginza ramai dengan orang-orang, di subuh jalanan jarang dan ada saat yang tenang."
Pelat jam berwarna ungu muda mengekspresikan suasana fajar yang unik, saat Ginza diselimuti udara musim dingin yang kering dan kota tampak tenang.
Mesin jam ini dilengkapi dengan mesin jam berkecepatan tinggi "Caliber 9S85" yang menghasilkan 10 getaran per detik, mencapai lebih banyak getaran stabil dan presisi tinggi."
Para desainer melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menjaga tampilan grid kota pada jam tangan. Untuk menyesuaikan dengan model jam tangan, pola grid diatur secara diagonal pada posisi jam 12.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: metrosulteng.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat