M Yusuf Musa, Head of Crypto Strategy Nanovest, mengatakan, “pada kuartal IV/2023 Bitcoin tercatat sebagai instrumen investasi dengan performa terbaik jika dibandingkan dengan investasi emas dan forex (mata uang asing). Harga Bitcoin melonjak sebesar 122% dibandingkan di kuartal III, yaitu dari dari 27.230 dolar AS menjadi 44.100 dolar AS. Fear & Greed index untuk Bitcoin juga menunjukan bahwa saat ini sedang memasuki fase “Greed”, dimana investor disarankan untuk membeli.
"Namun, sangat penting bagi investor kripto pemula untuk bersikap tenang dan menjauhi rumor, dan tidak melakukan pembelian aset kripto tanpa perhitungan yang mendasar apalagi menggunakan dana hutang karena akan sangat merugikan," katanya.
Ditengah tren kripto, CELIOS (Center of Economic and Law Studies) melaporkan bahwa emas digital masuk di lima besar pilihan produk investasi andalan di Indonesia. BAPPEBTI juga menyatakan investasi emas digital memiliki potensi yang sangat besar, terlihat dari tingginya nilai transaksi di instrumen investasi ini. Di Januari-Februari 2023 saja, tercatat nilai transaksi emas digital sebesar Rp 650 miliar. Melihat hal ini dan adanya kebutuhan dari penggunanya, Nanovest memutuskan untuk berinovasi, dan meluncurkan produk emas digital dengan nama NanovestGold, di kuartal akhir 2023.
“NanovestGold kami luncurkan sebagai bukti nyata strategi customer-centric Nanovest, di mana kami berinovasi memberikan pilihan produk investasi yang lebih stabil dan berisiko rendah dibandingkan saham global dan aset kripto. Sejak diluncurkan, NanovestGold telah mencatat kenaikan transaksi hingga dua kali lipat setelah diluncurkan pada kuartal IV tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna kami yang berinvestasi di instrumen saham dan aset kripto, masih mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih konservatif,” ungkap Jovita.
Edo Ardiansyah, Equity Analyst Nanovest, menambahkan akibat ketidakstabilan kondisi dunia, seperti di Rusia dan Timur Tengah, kami melihat adanya potensi kenaikan aset investasi yang terkenal less volatile seperti emas, dalam bentuk fisik dan digital, di tahun 2024.
"Selain itu, kami juga memprediksi pertumbuhan positif yang terlihat dari membaiknya kondisi perekonomian AS, sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut. Kombinasi rilisnya data aktivitas yang solid dan penurunan inflasi telah membuat narasi para pelaku pasar semakin bergeser ke arah prospek soft landing, ini juga salah satu alasan mengapa Nanovest optimis untuk terus bertumbuh di tahun 2024," katanya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat