MDKA & ARCI Melonjak! Ini 3 Pemicu Kenaikan Saham Tambang Emas Hari Ini

- Rabu, 29 Oktober 2025 | 04:55 WIB
MDKA & ARCI Melonjak! Ini 3 Pemicu Kenaikan Saham Tambang Emas Hari Ini
Saham Tambang Emas Melonjak: MDKA & ARCI Naik, Harga Emas Rebound

Saham Tambang Emas Melonjak, Dipimpin MDKA yang Naik 10.6%

Jakarta - Saham-saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kinerja gemilang pada Rabu (29/10/2025). Kenaikan ini seiring dengan pulihnya harga logam mulia di pasar global setelah sempat mengalami tekanan.

Daftar Saham Emiten Tambang Emas yang Menguat

Pada sesi perdagangan, sejumlah saham sektor pertambangan emas meroket. Berikut adalah daftar saham yang mengalami kenaikan signifikan:

  • MDKA (Merdeka Copper Gold): 10.60% ke level Rp 2.400
  • HRTA (Hartadinata Abadi): 8.05%
  • ARCI (Archi Indonesia): 7.69%
  • BRMS (Bumi Resources Minerals): 6.43%
  • PSAB: 4.59%
  • ANTM: 2.26%
  • AMMN: 1.82%
  • EMAS: 0.73%

Pemicu Kenaikan: Harga Emas Spot Rebound

Kinerja positif saham-saham ini didorong langsung oleh penguatan harga emas dunia. Harga emas spot (XAU/USD) tercatat rebound 0.42% ke level USD 3.969 per ons, menghentikan tren penurunan tiga hari berturut-turut.

Faktor Penggerak Pasar Emas Global

Ada beberapa faktor kunci yang mempengaruhi sentimen pasar emas dan saham tambang:

  • Kebijakan Federal Reserve (The Fed): Pasar menanti keputusan dan pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, mengenai arah suku bunga. Pasar telah memprediksi potensi penurunan suku bunga lagi pada Desember.
  • Ketegangan Perdagangan AS-China: Investor memantau perkembangan perjanjian dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Kesepakatan yang meredakan ketegangan berpotensi menekan permintaan emas sebagai safe-haven.
  • Sentimen Bullish Jangka Panjang Harga emas masih berada pada tren kenaikan bulanan untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dan telah menguat sekitar 50% sepanjang tahun 2025. Tren ini ditopang oleh ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan aksi beli bank sentral.

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor.

Komentar