PARADAPOS.COM - Pakar hukum tata negara Refly Harun kembali menyentil isu keaslian dokumen akademik Joko Widodo.
Ia menyarankan dilakukannya audit forensik independen atas sejumlah dokumen penting, termasuk skripsi dan ijazah Jokowi yang belakangan kembali dipersoalkan.
Dalam unggahan video bertajuk “Dua Skenario Roy Suryo Skakmat Jokowi”, Refly merujuk pada dua temuan krusial yang diangkat mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.
Pertama terkait penggunaan font Times New Roman dalam skripsi tahun 1985 dan kejanggalan dalam penulisan nama dosen pembimbing, termasuk tanda tangan yang tak serupa.
“Times New Roman baru dikenal luas setelah 1992. Kalau sudah dipakai pada 1985, tentu patut dipertanyakan,” kata Refly.
Ia juga menyoroti penulisan nama pembimbing skripsi “Prof. Dr. Ir. Ahmad Soemitro” dengan ejaan lama “oe”.
Menurut keluarga almarhum, nama itu seharusnya ditulis “Sumitro”. Perbedaan tanda tangan pun menjadi perhatian tersendiri.
“Klaim bahwa itu hanya salinan tidak serta-merta menjawab keraguan,” ujarnya.
Refly menyanggah argumen kuasa hukum Presiden, Yakub Hasibuan, yang menyatakan naskah skripsi itu hanyalah versi duplikat untuk keperluan administrasi kampus.
Baginya, salinan resmi mestinya tetap memuat unsur verifikasi, termasuk tanda tangan otentik.
Ia bahkan menunjukkan skripsinya sendiri dari tahun 1994 yang lengkap dengan paraf dosen pembimbing.
“Ini menyangkut kredibilitas kepala negara. Jika ada dugaan manipulasi dokumen, maka uji forensik oleh pihak independen menjadi keharusan,” ujarnya.
Refly menekankan, yang dibutuhkan publik bukan pembenaran melainkan pembuktian.
Artikel Terkait
Fakta MAF Viral: Bukan Anak Propam & Mobil Bukan Barang Bukti Polisi
ICW Sindir KPK Masuk Angin soal Bobby Nasution: Menantu Jokowi Belum Diperiksa Kasus Suap Proyek Jalan Rp165,8 M
Roy Suryo Tolak Mediasi Kasus Ijazah Jokowi: Tidak Ada Perdamaian dengan Kepalsuan
KPK Kembalikan Rp883 Miliar ke PT Taspen, Hasil Rampasan Kasus Korupsi Investasi Fiktif